REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia terus mengawal pembangunan Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang, Jawa Tengah. Pembangunan KIT seluas 4.300 hektare tersebut akan dibagi menjadi tiga fase, fase pertama seluas 450 hektare ditargetkan selesai tahun ini.
Ia memastikan, pembangunan KIT Batang sesuai perencanaan awal yang disusun tahun lalu. Bahlil mengungkapkan, saat ini ada tiga perusahaan besar yang akan masuk di Grand Batang City mengisi 170 hektare lahan yang telah disiapkan, yaitu LG Energy Solution, KCC Glass, dan Wavin.
Total investasi LG dengan konsorsium BUMN sebesar Rp 142 triliun yang bergerak di industri baterai listrik terintegrasi. Smelter nikel berlokasi di Maluku Utara, sedangkan di KIT Batang akan menjadi tempat untuk recycle, cathode, dan precursor.
LG akan berinvestasi dalam bentuk konsorsium bersama dengan Indonesian Battery Holding. Holding tersebut merupakan gabungan dari Mining Industry Indonesia (MIND ID), PLN, Pertamina, dan Antam.
Ada juga pabrik kaca otomotif yang nilai investasinya Rp 3 triliun sampai Rp 4 triliun. Selain itu juga ada dari Amerika, pabrik Alpan Lighting LED, dan Wavin pipa dari Belanda. "Ada beberapa, saya sampaikan yang pasti-pasti saja dulu,” ujar Bahlil melalui keterangan resmi, Selasa (16/2).
Pembangunan infrastruktur dasar di KIT Batang diperkirakan selesai sesuai rencana dan dapat diselesaikan pada Mei 2021. Selanjutnya, Grand Batang City akan siap menerima penyewa yang akan masuk berinvestasi.
KIT Batang, Jawa Tengah merupakan lokasi khusus yang disiapkan oleh pemerintah Indonesia bagi para investor, baik Penanaman Modal Asing (PMA) maupun Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Hal ini merupakan langkah strategis yang diambil pemerintah guna meningkatkan keunggulan kompetitif serta daya saing investasi Indonesia secara global.