REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) telah merampungkan pembangunan tanki di 12 lokasi Terminal Bahan Bakar Minyak (BBM) yang tersebar di berbagai daerah wilayah Indonesia Timur. Hal ini Pertamina lakukan untuk memperkuat infrastruktur BBM dengan total tambahan kapasitas 65.000 kiloliter (KL).
Pembangunan tanki BBM tersebut berlokasi di Badas (Nusa Tenggara Barat), Pare-Pare (Sulawesi Selatan), Ternate (Maluku Utara), Masohi (Maluku), Bula (Maluku), Dobo (Maluku), Labuha (Maluku), Saumlaki (Maluku), Namlea (Maluku), Wayame (Maluku), Merauke (Papua), dan Nabire (Papua). Saat ini, masih ada dua proyek yang dalam proses penyelesaian berada di Waingapu dan Maumere (Nusa Tenggara Timur).
Selain pembangunan tanki BBM, Pertamina juga berencana membangun empat infrastruktur LPG di wilayah Indonesia yang meliputi Terminal LPG dan Jetti di Tenau Kupang NTT, Bima NTB, Wayame Maluku dan di Jayapura Papua.
Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati menyampaikan, infrastruktur di Indonesia Timur baik LPG maupun BBM yang dapat menambah pasokan dan juga keandalan infrastruktur energi nasional. "Ini semuanya akan dapat kami selesaikan di tahun ini. Kami akan percepat untuk BBM karena ini sangat penting juga untuk Indonesia Timur," ujar Nicke melalui siaran persnya, Rabu (17/2).
Senior Vice President Corporate Communications & Investor Relations Pertamina, Agus Suprijanto menjelaskan, sejak tahun 2019 Pertamina fokus membangun infrastruktur BBM dan LPG di wilayah Indonesia Timur. Hal tersebut dalam rangka mewujudkan salah satu prioritas Program Nawacita Presiden Joko Widodo, yakni membangun Indonesia dari pinggir dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.
Pembangunan infrastruktur BBM dan LPG dalam rangka penyediaan energi nasional ini tertuang dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Pertamina 2021. "Pertamina akan memastikan pembangunan infrastruktur yang masih on progress dapat diselesaikan sesuai jadwal waktu yang ditetapkan," kata Agus.