REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO – Ekspor Jepang mencatatkan kenaikan pada Januari 2021, dipimpin oleh lonjakan permintaan dari China. Sentimen produsen juga berubah positif untuk pertama kalinya sejak 2019, menandakan pemulihan bertahap dari kemerosotan mendalam akibat virus corona sepanjang 2020.
Pesanan terhadap mesin inti, indikator belanja modal yang tidak stabil namun utama, tidak terduga mengalami kenaikan pada Desember. Realisasi ini menjadi tanda yang menggembirakan untuk pemulihan yang dipimpin oleh sektor swasta, bahkan ketika pembatasan aktivitas kembali diberlakukan untuk menahan penyebaran virus.
Terlepas dari indikator optimistis, analis tetap memperingatkan bahwa momentum pemulihan ekonomi Jepang dapat terhenti. Pasalnya, pembuat kebijakan harus berjuang untuk menyeimbangkan kebutuhan untuk menahan virus dengan kebutuhan untuk menghidupkan kembali pertumbuhan ekonomi sekaligus memperbaiki keuangan Jepang.
Ekonom senior di Mitsubishi UFJ Morgan Stanley Securities, Hiroshi Miyazaki menjelaskan, pemilihan ekonomi berpotensi terhenti pada kuartal ini. Tapi, pelaksanaan vaksinasi yang merata dan cepat dapat mengurangi risiko ini.
"Ketidakpastian tetap tinggi untuk ekspor dan pesanan mesin karena penundaan vaksinasi," ujarnya, dilansir di Reuters, Rabu (17/2).
Indikator tersebut mengikuti data Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal keempat yang menunjukkan ekonomi Jepang tumbuh lebih cepat dari yang diharapkan. Ekonomi China yang cepat dinilai membantu perekonomian Jepang dalam peningkatan ekspor dan belanja modal.