REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Israel menyetujui pembelian jet baru, pesawat terbang, dan amunisi dari perusahaan Amerika Serikat (AS). Pada Selasa (16/2) seorang pejabat Israel mengatakan, kesepakatan itu bernilai miliaran dolar AS.
"Sebuah komite pengadaan kementerian telah menyetujui pembelian satu skuadron F-35 baru, empat pesawat pengisian bahan bakar baru, dan sejumlah besar amunisi," kata pejabat yang tak mau disebutkan namanya, dilansir Al Arabiya, Rabu (17/2).
Itu akan menjadi penjualan alutsista militer asing pertama ke Israel di bawah pemerintahan baru Presiden Joe Biden. Proses kesepakatan penjualan ini membutuhkan waktu berbulan-bulan. Kesepakatan tersebut kemungkinan terjalin pada saat pemerintahan mantan Presiden Donald Trump berkuasa.
Israel telah mempertimbangkan pembelian pesawat pengisian bahan bakar KC-46 yang dibuat Boeing. Israel juga mengincar pesawat F-35 yang diproduksi oleh Lockheed Martin. Meskipun Israel telah menyetujui pembelian tersebut, Kongres AS memerlukan pemberitahuan penjualan senjata utama sebelum kontrak dapat ditandatangani.
Pemerintahan Biden untuk sementara menghentikan beberapa penjualan senjata kepada Uni Emirat Arab (UEA). The Wall Street Journal pertama kali melaporkan pada Rabu (27/1) bahwa pemerintahan Presiden Joe Biden telah memberlakukan pembekuan sementara penjualan senjata senilai miliaran dolar AS, termasuk penjualan amunisi ke Arab Saudi dan pesawat tempur F-35 ke UEA.
Langkah itu dilakukan sepekan setelah Biden dilantik dan berjanji untuk "meninjau kembali" hubungan Washington dengan Riyadh. Sejak menjabat sebagai presiden, Biden telah menandatangani serangkaian tindakan eksekutif untuk meninjau kembali beberapa kebijakan utama mantan Presiden Donald Trump.