Rabu 17 Feb 2021 14:39 WIB

Ketulusan Mantri BRI Jadi Agen Pembangunan di Perbatasan

Ester Indah jadi pemasar mikro atau mantri perempuan BRI pertama di perbatasan

Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Ester Indah Putri, pemasar mikro atau biasa disebut mantri dari BRI. Indah merupakan mantri perempuan pertama yang bertugas di Pulau Rupat, salah satu pulau terluar di Indonesia yang berada di Provinsi Riau dan terletak di Selat Malaka. Perempuan berusia 28 tahun ini sudah menjadi mantri akhir 2019 lalu, setelah sebelumnya menjabat sebagai frontliner di salah satu kantor BRI.
Foto: Bank BRI
Ester Indah Putri, pemasar mikro atau biasa disebut mantri dari BRI. Indah merupakan mantri perempuan pertama yang bertugas di Pulau Rupat, salah satu pulau terluar di Indonesia yang berada di Provinsi Riau dan terletak di Selat Malaka. Perempuan berusia 28 tahun ini sudah menjadi mantri akhir 2019 lalu, setelah sebelumnya menjabat sebagai frontliner di salah satu kantor BRI.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bekerja sebagai pemasar tentu tidak mudah, apalagi jika pekerjaannya harus dilakukan di daerah 3T (terdepan, terluar dan tertinggal) sekaligus menjadi ujung tombak penyaluran program program pemerintah. Hal ini diakui dan dirasakan oleh salah satu pemasar mikro atau biasa disebut mantri dari BRI bernama Ester Indah Putri.

Indah merupakan mantri perempuan pertama yang bertugas di Pulau Rupat, salah satu pulau terluar di Indonesia yang berada di Provinsi Riau dan terletak di Selat Malaka. Perempuan berusia 28 tahun ini sudah menjadi mantri akhir 2019 lalu, setelah sebelumnya menjabat sebagai frontliner di salah satu kantor BRI.

Selama hampir 1,5 tahun menjadi mantri di Pulau Rupat, asam garam sudah dicicipi Indah. Meski begitu, dia tetap senang dan melakukan tugasnya dengan sepenuh hati.

Salah satu motivasi dan penjaga semangat Indah selama bertugas sebagai mantri di Pulau Rupat adalah kebahagiaan masyarakat dan nasabah. Indah mengaku senang jika melihat kehadirannya dapat membantu masyarakat untuk menambah pendapatan, terlebih di tengah kondisi sulit akibat pandemi Covid-19.

“Pernah saya di masa Corona ini, saat harga-harga sudah turun, penghasilan anjlok, dapat nasabah mengajukan pinjaman Rp 40 juta. Karena saya percaya dan melihat agunan nasabah ini memadai, saya berikan pinjaman. Besoknya, saya ke rumahnya melihat nasabah tersebut langsung membuka warung dan beli perlengkapan usaha barunya. Saya langsung membatin, ternyata saya dapat membukakan rejeki untuk masyarakat dengan memberi pinjaman ke nasabah. Senang sekali,” ujarnya.

Keramahan masyarakat di Pulau Rupat juga membuat Indah bersemangat melakukan tugasnya sehari-hari sebagai mantri. Bermodalkan satu sepeda motor, Indah setiap hari berkeliling Pulau Rupat untuk mencari calon nasabah dan pelaku UMKM yang membutuhkan layanan keuangan, serta menyalurkan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) selama pandemi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement