1.600 Warga Terdampak Banjir Pekalongan Masih di Pengungsian
Red: Yusuf Assidiq
Warga korban banjir mengungsi di gedung serba guna kelurahan di Sampangan, Pekalongan, Jawa Tengah, Selasa (19/1/2021). Pemerintah setempat mendistribusikan logistik bantuan berupa makanan dan obat-obatan kepada sekitar 500 warga korban banjir di beberapa titik lokasi pengungsian dan mengimbau untuk tetap mematuhi protokol kesehatan COVID-19 secara ketat. | Foto: Harviyan Perdana Putra/ANTARA
REPUBLIKA.CO.ID, PEKALONGAN -- Sekitar 1.600 warga dari 9.000 warga terdampak banjir di Kota Pekalongan, Jawa Tengah, masih mengungsi di beberapa tempat pengungsian. Hal itu menyusul dengan masih tingginya genangan banjir di beberapa lokasi.
Wakil Wali Kota Pekalongan, Afzan Arslan Djunaid, mengatakan curah hujan yang masih relatif tinggi menyebabkan beberapa wilayah dengan kondisi cekung masih tergenang banjir.
"Banjir yang melanda Kota Pekalongan menyebabkan sekitar 9.000 warga terdampak mengungsi. Akan tetapi saat ini masih sekitar 1.600 yang mengungsi sehingga kami berharap banjir secepatnya surut," katanya, Rabu (17/2).
Terkait dengan kedisiplinan pengungsi mematuhi protokol kesehatan, Afzan mengaku ada sekitar 50 persen warga yang mengungsi tidak mematuhi protokol kesehatan. Sehingga pemkot mengajak mereka minimal memakai masker dan menjaga jarak.
"Kami terus mengimbau pengungsi harus tetap mematuhi protokol kesehatan. Jumlah tempat dengan warga mengungsi yang tidak seimbang menjadi persoalan adanya ketidakpatuhan mereka mematuhi protokol kesehatan," katanya.
Kendati demikian, imbuh dia, untuk mengurangi persebaran Covid-19, pemkot akan melakukan pelacakan (tracing) terhadap para pengungsi agar tidak menimbulkan klaster baru.
"Kami akan melakukan pelacakan untuk menghindari pengungsi yang reaktif maupun positif menular pada warga yang lainnya. Yang jelas, kami akan berusaha mengontrol pada pengungsi," ujarnya.
Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pekalongan, Dimas Arga Yudha mengatakan, saat ini banjir masih menyisakan dua wilayah kecamatan yang tergenang banjir yaitu Kecamatan Pekalongan Utara dan Pekalongan Barat.
Adapun penyebab banjir yang tidak kunjung surut, katanya, adalah wilayah di dua kecamatan itu kondisi permukaan tanahnya lebih rendah dibanding wilayah lainnya sehingga genangan air sulit surut.
"Selain itu, gelombang tinggi juga menyebabkan rob mengalir ke sungai yang bermuara di wilayah utara dan menambah luberan atau genangan yang ada ke permukiman penduduk," jelas dia.
Menurut dia, beberapa wilayah kelurahan yang masih tergenang banjir antara lain Panjang Wetan, Krapyak, Tirto dan Pasir Kraton Kramat khususnya wilayah Pasirsari, serta Randujajar.
"Untuk mengurangi volume banjir, kami mengoptimalkan pompa penyedot air di sejumlah tempat dan mendatangkan pompa mobile," katanya.