REPUBLIKA.CO.ID, TARUTUNG -- Pengembangan dan pemasaran sejumlah produk unggulan hasil kreativitas pegiat usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di wilayah Tapanuli Utara, Sumatra Utara, masih membutuhkan perhatian untuk dikembangkan lebih lanjut.
Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Pemkab Tapanuli Utara, Marco Panggabean mengatakan, selain produk ulos hasil tenunan pegiat UMKM di Tapanuli Utara yang telah mendunia, masih banyak produk unggulan lainnya yang pengembangan hingga pemasarannya sangat membutuhkan perhatian Kemenparekraf.
"Perhatian itu tentunya demi mendorong sektor ekonomi kreatif sebagai upaya mendukung rencana pemerintah dalam mewujudkan Danau Toba sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional," ungkap Marco di Tarutung, Rabu (17/2).
Tapanuli Utara memiliki beragam produk makanan ringan berbahan kacang tanah. Seperti kacang Sihobuk dan kacang boom pedas dari Muara, dan keripik (di antaranya keripik nenas sipahutar, keripik pisang dengan banyak varian, keripik ubi rambat, serta keripik ubi kayu).
Juga kue ketawa, dodol (berbahan dasar nenas sipahutar, tepung tradisional Sipoholon, dodol durian Pahae), Sasagun, serta kopi olahan seperti kopi partungkoan, tarhilala kopi, sibadak kopi. Juga kriya berupa gondang, miniatur, dan lainnya.
Harapnya, upaya pembinaan atas komunitas atau kelompok pegiat UMKM di wilayah itu memberikan hasil maksimal untuk 15 kelompok yang telah dibuatkan badan usaha, serta 50 kelompok pada 2021.
"Tahun ini 50 kelompok juga dibuatkan badan usaha dengan berbagai kemudahan yang akan diperoleh oleh pegiat UMKM berupa NIB (Nomor Induk Berusaha), serta IUMK (Ijin Usaha Mikro Kecil)," kata Marco.
Seluruh pegiat UMKM dibantu dengan memanfaatkan pendamping yang ditempatkan di setiap kecamatan di Tapanuli Utara. Semua kelompok akan dibenahi mendapatkan NIB secara gratis. Juga pengurusan sertifikasi halal yang diinginkan, semisal untuk bidang usaha penganan keripik merek Lestari.
Meski demikian, lanjut Marco, Pemkab Tapanuli Utara masih terkendala mewujudkan bantuan pengemasan yang bagus dan menarik milik pengrajin penganan di sana. Pemkab ingin segala sesuatu terkait UMKM sebisanya mungkin dipermudah, baik itu dalam pengurusan izin maupun pemasaran produk.
"Pemerintah pusat melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif juga kami harapkan dapat membantu UMKM untuk mendapatkan KUR klaster atau kredit tanpa agunan," kata dia.