Rabu 17 Feb 2021 17:35 WIB

Banyuwangi Luncurkan Kalender Wisata Berkonsep Hibrid

Konsep hibrid Banyuwangi Festival mendorong penguatan infrastruktur telekomunikasi.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Fuji Pratiwi
Penari Gandrung tampil pada acara pembukaan Banyuwangi Festival 2021 di Pendopo Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu (17/2/2021). Sebanyak 102 agenda Festival bertema Colorful Hybird Concept akan digelar secara langsung dan virtual sebagai adaptasi di masa pandemi COVID-19.
Foto: Antara/Budi Candra Setya
Penari Gandrung tampil pada acara pembukaan Banyuwangi Festival 2021 di Pendopo Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu (17/2/2021). Sebanyak 102 agenda Festival bertema Colorful Hybird Concept akan digelar secara langsung dan virtual sebagai adaptasi di masa pandemi COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUWANGI -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi, Jawa Timur meluncurkan 102 agenda Banyuwangi Festival 2021 pada Rabu (17/2). Berbeda dengan tahun sebelumnya, kegiatan ini akan berkonsep hibrid atau memadukan atraksi daring dan luring.  

"Ini membuat Banyuwangi menjadi daerah pertama di Indonesia yang membuat kalender wisata (calendar of event) berkonsep hibrid," kata Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas dalam pesan resmi yang dirilis Pemkab Banyuwangi, Rabu (17/2).

Baca Juga

Konsep yang diusungkan Banyuwangi ini lebih pada upaya menjalankan aktivitas ekonomi agar tetap tumbuh. Kreativitas warga Banyuwangi tetap diberi ruang dengan cara dan konsep baru, yakni berbasis teknologi.

Konsep hibrid yang diusung Banyuwangi bukan sekadar menyiarkan aktivitas luring ke media daring seperti YouTube maupun siaran langsung di media sosial. Pemkab Banyuwangi berusaha mengintegrasikan konsep daring dan luring. Hal ini diterapkan mulai dari aktivitas pariwisata hingga transaksi UMKM.

Anas menjelaskan, Banyuwangi selama tiga tahun berturut-turut ditetapkan sebagai daerah dengan penyelenggaraan festival terbaik di Indonesia. Berbagai atraksi wisata alam dan seni budaya di Banyuwangi telah menyedot perhatian publik nasional dan internasional. 

Namun di masa pandemi Covid-19, Banyuwangi harus terus bersiasat agar para pelaku UMKM, ekonomi kreatif, dan pariwisata bisa tetap menggeliat. "Maka, muncullah Banyuwangi Festival dengan konsep hibrid," ungkap Anas.

Melalui konsep ini, masyarakat akan banyak belajar cara teknologi memandu kebangkitan sektor pariwisata, UMKM, dan ekonomi kreatif. Saat ini, Anas tak menampik masyarakat masih belum terbiasa dengan konsep tersebut sehingga harus tetap belajar memperbaiki kekurangan. Masyarakat dan pemerintah harus siap menghadapi, mempelajari, berjuang, dan bangkit dari pandemi Covid-19.

Menurut Anas, konsep hibrid juga merupakan strategi pemasaran baru. Dia yakin ketika masyarakat banyak menyaksikan secara virtual akan membuat kian penasaran untuk datang ke Banyuwangi.

Selain dari sisi ekonomi, konsep hibrid dalam Banyuwangi Festival juga mendorong penguatan infrastruktur telekomunikasi di berbagai destinasi. Karena konsepnya hibrid, infrastruktur IT menjadi kekuatan penting. Desa-desa yang selama ini sudah didorong pembangunan infrastruktur IT melalui program Smart Kampung akan terus diperkuat.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement