Rabu 17 Feb 2021 17:36 WIB

Kesepakatan Minyak Israel-UEA Bisa Sebabkan Bencana Ekologi

Kerusakan terumbu karang juga akan berdampak pada pariwisata ekologis.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Esthi Maharani
Terumbu karang
Foto: Antara/Budi Candra Setya
Terumbu karang

REPUBLIKA.CO.ID, ELIAT – Para ahli lingkungan memperingatkan, perjanjian pipa minyak Uni Emirat Arab (UAE) dan Israel bisa menyebabkan bencana ekologi. Perjanjian tersebut ditandatangani setelah kedua negara menormalisasi hubungan pada akhir tahun lalu dan akan mulai berlaku dalam beberapa bulan.

“Terumbu karang berada 200 meter dari tempat minyak akan diturunkan. Mereka mengatakan tankernya modern dan tidak akan ada masalah. Meski begitu tetap tidak mungkin ada kerusakan,” kata Anggota Pendiri Masyarakat untuk Konservasi Lingkungan Laut Merah, Shmulik Taggar.

Kerusakan terumbu karang juga akan berdampak pada pariwisata ekologis. “Anda tidak bisa menjual pariwisata ramah lingkungan jika ada kapal tanker minyak di dekat dermaga,” ujar dia.

UEA dan Israel menjalin hubungan pada September lalu sebagai bagian dari “Persetujuan Abraham” yang ditengahi Amerika Serikat. Pada Oktober, Eropa-Asia Pipeline Company (EAPC) milik negara Israel menandatangani Memorandum of Understanding (MoD) dengan entitas baru yang disebut MED-RED Land Bridge Ltd, yakni usaha patungan antara perusahaan National Holding Abu Dhabi dan beberapa perusahaan Israel.

EAPC berencana membawa minyak mentah dari UEA ke Eilat lalu mengangkutnya melalui pipa ke kota Ashkelon di Mediterania, Israel. Selanjutnya, minyak tersebut dapat diekspor ke Eropa.

Menurut Taggar, kesepakatan yang menguntungkan industri bahan bakar fosil dengan mengorbankan lingkungan tidak sesuai dengan semangat zaman sekarang. “Mungkin sudah tepat pada 1960-an dan 1970-an, sebelum kita menjadi negara maju,” ucap dia.

Aktivis berpendapat, kesepakatan itu menghindari pengawasan ketat peraturan karena status EAPC sebagai perusahaan milik negara yang bekerja di sektor energi sensitif. Sementara itu, populasi terumbu karang di seluruh dunia terancam oleh pemutihan yang disebabkan oleh perubahan iklim.

Terumbu karang di Eilat tetap stabil karena ketahanan panasnya yang unik. Cagar karang pantai Eilat terbentang sekitar 1,2 kilometer  di lepas pantai kota guna melindungi terumbu karang yang merupakan rumah bagi beragam makhluk laut.

Kepala Biologi Kelautan dan Bioteknologi di Inter-University Institute for Marine Science, Nadav Shashar mengatakan, kedekatan terumbu karang dengan EAPC akan menempatkan pada risiko besar. “Infrastruktur tidak disiapkan untuk mencegah kecelakaan dan hanya dirancang untuk menangani polusi begitu sudah berada di dalam air,” kata Shashar.

Shashar merupakan salah satu dari 230 ahli yang mengajukan petisi kepada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang menentang kesepakatan tersebut. Menurut dia adanya peningkatan pengiriman minyak akan mengakibatkan kebocoran polusi minyak yang konstan.

Dilansir Aljazirah Rabu (17/2), setelah kesepakatan dicapai pada Oktober, EAPC mengatakan dapat meningkatkan aliran minyak melalui Eilat sebesar “puluhan juta ton per tahun.” Mereka menekankan peralatan yang digunakan “canggih” dan memenuhi standar internasional.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement