REPUBLIKA.CO.ID,Program Rumah Bataru Baru Diikuti 1.800 Penyelenggara Pendidikan
BANDUNG--Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil menyerahkan kunci rumah program Bataru (Bakti Padamu Guru) kepada penyelenggara pendidikan di Perumahan Benteng Mas Cempaka, Kabupaten Purwakarta, Kamis (17/2).
"Hari ini serah terima kunci bagi para guru untuk memulai hidup baru, punya rumah sendiri melalui program Bataru," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil.
Menurut Emil, Bataru merupakan program kredit rumah tinggal bersubsidi bagi penyelenggara pendidikan yang digagas oleh Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jabar. Program ini bukan hanya untuk level SMA saja, tapi PAUD-SD-SMP.
Bataru, kata dia, berlaku bagi guru, tenaga administrasi sekolah, hingga penjaga sekolah dengan penghasilan di bawah Rp 8 juta dan belum memiliki rumah.
Emil mengatakan, saat ini, pihaknya sudah menyiapkan 5.000 unit rumah bersubsidi yang tersebar di 20 daerah di Jabar. Di setiap daerah, terdapat lima lokasi perumahan, dan setiap perumahan terdapat 100 unit rumah yang sudah siap ditempati.
"Per bulan ini tersedia sekitar 5.000 unit rumah di 20 kabupaten/kota masing-masing rata-rata lima lokasi, maka kurang lebih ada 100 rumah per lokasi mulai skala kecil, sedang, dan besar yang berpartisipasi di program ini," paparnya.
Menurut Emil, hingga saat ini baru 1.800 penyelenggara pendidikan yang mengikuti program Bataru. Maka, ia berharap agar penyelenggara pendidikan dapat memanfaatkan program Bataru dengan mendaftar via aplikasi Pakasep (Perkumpulan Ahli Kepemilikan Subsidi Perumahan).
Selain gaji di bawah Rp 8 juta dan belum memiliki rumah, kata Emil, ada sejumlah dokumen yang mesti dipenuhi penyelenggara pendidikan untuk mengikuti Bataru. Mulai dari fotokopi KTP, Kartu Keluarga, NPWP, slip gaji asli sebulan terakhir, surat keterangan belum memiliki rumah dari lurah, buku tabungan, SPT Tahunan, sampai surat keterangan aktif bekerja di penyelenggara pendidikan yang ditandatagani dan stempel dari satuan pendidikan.
Dengan Bataru, kata dia, penyelenggara pendidikan memungkinkan membeli rumah seharga Rp150 juta dengan cara kredit dan cicilan Rp900 ribu per bulan. Pemda Provinsi Jabar bekerja sama dengan sejumlah perbankan untuk pembiayaannya, yakni bank bjb, BNI, bank mandiri, BTN dan Bank Syariah Indonesia.
"Ini adalah bentuk dukungan dan rasa sayang kami kepada para guru dan tenaga pendidikan seperti tata usaha, penjaga sekolah semua difasilitasi. Kita harap ini bisa sukses karenanya terima kasih untuk perbankan yang mendukung dan menyalurkan kepada guru yang membutuhkan," paparnya.
"Kita ada 450 ribu lebih guru nanti akan dihitung oleh Dinas Pendidikan berapa yang belum punya rumah sendiri dan saya kira masih banyak," imbuhnya.
Dalam agenda tersebut, Emil bersama Bupati Purwakarta meninjau kondisi rumah yang sudah selesai dibangun. Sekaligus, menyaksikan pindahan rumah beberapa guru yang langsung ditempati. Tak hanya itu, di Perumahan Benteng Mas Cempaka, ia juga melakukan peletakan batu pertama pembangunan rumah untuk tahap selanjutnya."Tentunya ini segera didedikasikan untuk para guru," katanya.
Emil pun sempat berbincang dengan salah seorang guru yang mengaku sangat bersyukur dengan adanya program rumah bersubsidi ini yang memudahkannya untuk memiliki rumah baru."Tadi saya wawancara salah satu guru dia bersyukur karena selama ini tinggal bersama dengan mertua sekarang mandiri di tempat yang istimewa ini, selama bisa mencicil Rp 900 ribu per bulan sudah bisa pindah rumah," katanya.
Emil berharap, program Bataru akan berdampak pada pemulihan ekomoni tahun 2021. Sebab, ia berkomitmen jumlah rumah Bataru ini akan terus ditambah sampai akhir tahun 2021 sehingga akan menjadi bagian dari pemulihan ekonomi di bidang konstruksi dan properti. "Saya akan monitor di 2021 selama pemulihan ekonomi ini mudah-mudahan akhir tahun 2021 jumlahnya signifikan sehingga ini jadi bagian pemulihan ekonomi di bidang konstruksi dan properti," katanya.
Tak hanya penyelenggara pendidikan, menurut Emil, program kredit rumah bersubsidi rencananya akan didedikasikan untuk profesi lain. "Di masa depan, kita akan koordinasikan untuk profesi lain yang juga menginginkan, karena orang Indonesia rata-rata punya rumah sendiri di usia yang sudah tua," katanya.