Rabu 17 Feb 2021 20:17 WIB

Realisasi Vaksinasi Nakes di Pariaman Capai 64,56 Persen

nakes yang sudah divaksin-1 telah mencapai 581 orang

Vaksinator menyiapkan vaksin COVID-19 Sinovac dosis kedua sebelum disuntikan ke tenaga kesehatan saat Gebyar Vaksin COVID-19 di Gedung Sasana Budaya Ganesha (Sabuga) ITB, Bandung, Jawa Barat, Rabu (17/2/2021). Kegiatan tersebut merupakan program percepatan vaksinasi nasional untuk tiga ribu tenaga kesehatan di Bandung.  *** Local Caption ***
Foto: ANTARA/M Agung Rajasa
Vaksinator menyiapkan vaksin COVID-19 Sinovac dosis kedua sebelum disuntikan ke tenaga kesehatan saat Gebyar Vaksin COVID-19 di Gedung Sasana Budaya Ganesha (Sabuga) ITB, Bandung, Jawa Barat, Rabu (17/2/2021). Kegiatan tersebut merupakan program percepatan vaksinasi nasional untuk tiga ribu tenaga kesehatan di Bandung. *** Local Caption ***

REPUBLIKA.CO.ID, PARIAMAN - Realisasi vaksinasi COVID-19 untuk tenaga kesehatan (nakes) di Kota Pariaman, Sumatera Barat hingga Selasa (16/2) mencapai 64,56 persen dari 1.084 orang nakes yang harus mengikuti program tersebut.

"Insyaallah 22 Februari 2021 seluruh nakes di daerah kita selesai divaksinasi," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kota Pariaman, Nazifah di Pariaman, Rabu (17/2).

Ia mengatakan, untuk mencapai target tersebut pihaknya melaksanakan vaksinasi massal terhadap nakes di Pariaman.

Pihaknya menyampaikan hingga Selasa (16/2) nakes yang sudah divaksin-1 telah mencapai 581 orang, sedangkan yang sudah mengikuti vaksinasi kedua baru 66 orang.

"Hari ini ada vaksinasi massal di RSUD Sadikin, mungkin ada sekitar 100 lagi penambahan nakes yang sudah divaksin," ujarnya.

Ia menyampaikan, permasalahan vaksinasi selama ini yaitu nakes memiliki penyakit penyerta, di antaranya hipertensi, diabetes dan asma.

Namun jika sebelumnya penerima vaksin memiliki tensi 140 maka yang bersangkutan tidak boleh mendapatkan suntik vaksin, kata dia.

Lalu sekarang, lanjutnya, penerima vaksin dengan tensi 180/110 boleh menerima vaksinasi dan tidak diperbolehkan jika yang bersangkutan lebih dari standar tensi yang diterapkan.

Selain itu, lanjutnya, jika sebelumnya memiliki penyakit diabetes maka tidak boleh dilaksanakan vaksinasi namun sekarang boleh selama masih terkontrol.

"Begitu juga dengan asma, selama saat vaksinasi penyakit yang bersangkutan tidak kambuh maka vaksinasi dapat dilakukan," kata dia.

Ia menyampaikan, saat ini pihaknya juga terus melakukan sosialisasi vaksinasi COVID-19 terhadap instansi vertikal di daerah itu. "Kemarin kami lakukan sosialisasi untuk pegawai Lapas Kelas IIB Pariaman," tambahnya.

sumber : antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement