REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Awal mulai terjun di dunia bisnis, pelaku bisnis wanita Dita Aprilia Isun memiliki delapan armada dan 16 supir untuk dijadikan taksi online di Jakarta dan Lampung pada 2015. Namun bisnis ini hanya mampu bertahan hingga empat tahun karena sempat ditipu sopir.
Sejak pandemi korona, Dita pun memulai bisnis masker kain, namun tidak bertahan lama juga karna banyaknya pesaing. Dari pengalaman jatuh bangunnya di dunia bisnis apapun menurut dia, tak semudah membalikan telapak tangan, banyak risiko dan rintangan.
"Kuncinya terus semangat, berikhtiar, dan berdoa hingga dapat menggapai kesuksesan. Dari pengalaman, akhirnya saya berpikir bahwa bisnis berdasar hobi, tekat dan keyakinan," kata Dita yang berdarah Lampung dan Kalimantan Selatan ini dalam rilisnya, Rabu (17/2).
Karena Dita sangat suka sekali wewangian, dan kebetulan punya teman yang jejaringnya ekspor-impor jadi bahan dikirim langsung dari Swiss. Bahan diracik menjadi parfume lokal dan memiliki kualitas royal dengan ketahanan wangi hingga 15 jam.
Bisnis ini sebenarnya dia rintis dari tahun lalu. Awalnya dia tidak menyangka parfum lokal yang dia racik diterima sangat baik oleh masyarakat. "Alhamdulillah sekarang penghasilannya sudah meraup hingga puluhan juta Rupiah per bulannya," ujar dia.
Karna pandemi, sistem penjualannnya pun lewat media online dan membuka lapangan kerja di masa pandemi ini sangat membantu. "Dari bisnis ini juga tak hanya menguntungkan diri sendiri, sudah banyak reseller yang meraup keuntungan dari penjualan parfum ini," kata wanita berumur 29 tahun ini.