REPUBLIKA.CO.ID, AUCKLAND -- Pasukan Pertahanan Selandia Baru (NZDF) akan ditarik dari Afghanistan pada Mei, setelah bertugas selama 20 tahun. Perdana Menteri Jacinda Ardern mengatakan, pengerahan NZDF ke Afghanistan telah menjadi salah satu penempatan yang terlama dalam sejarah Selandia Baru.
"Setelah 20 tahun kehadiran NZDF di Afghanistan, sekarang saatnya untuk mengakhiri penempatan kami. Pengerahan ke Afghanistan telah menjadi salah satu yang terlama dalam sejarah kami," ujar Ardern, dilansir Aljazirah, Rabu (17/2).
Selandia Baru telah mengerahkan lebih dari 3.500 personel pertahanan dan agensi lainnya ke Afghanistan sejak invasi yang dipimpin oleh AS pada 2001. Jumlah pasukan NZDF yang dikerahkan terus berkurang dalam beberapa tahun terakhir.
Saat ini tersisa enam personel NZDF yang masih berada di Afghanistan. Tiga personel dikerahkan ke Akademi Perwira Tentara Nasional Afghanistan dan tiga lainnya dikerahkan ke Markas Misi Dukungan NATO. Ardern mengatakan, keputusan untuk menarik seluruh pasukan NZDF telah melalui proses diskusi dengan "mitra utama". Menteri Luar Negeri Nanaia Mahuta menegaskan dukungan Selandia Baru terhadap perdamaian di Afghanistan, meskipun pasukan NZDF telah ditarik dari negara berkonflik tersebut.
"Selandia Baru akan terus mendukung Pemerintah Afghanistan dan rakyatnya di tahun-tahun mendatang, termasuk saat mereka bekerja melalui proses perdamaian intra-Afghanistan dalam upaya untuk menyelesaikan konflik selama puluhan tahun," ujar Mahuta.
Surat kabar New Zealand Herald yang mengutip pernyataan Menteri Pertahanan Peeni Henare melaporkan, pasukan NZDF telah membantu menciptakan kondisi yang kondusif di Afghansitan. Kehadiran pasukan NZDF juga telah mendukung keamanan regional, dan membantu meningkatkan kehidupan masyarakat Afghanistan, khususnya di Provinsi Bamiyan.
“Elemen penting lainnya dari dukungan Selandia Baru untuk Afghanistan adalah kontribusi kami untuk melatih dan membimbing perwira generasi baru di Angkatan Darat Afghanistan," ujar Henare.