Rabu 17 Feb 2021 23:08 WIB

80 Persen Tenaga Kesehatan Jabar Sudah Divaksinasi Covid-19

Jawa Barat targetkan vaksinasi Covid-19 selesai akhir Februari.

Jawa Barat targetkan vaksinasi Covid-19 selesai akhir Februari.
Foto: ANTARA/M Agung Rajasa
Jawa Barat targetkan vaksinasi Covid-19 selesai akhir Februari.

REPUBLIKA.CO.ID, CIKARANG -- Komite Kebijakan Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Daerah Provinsi Jawa Barat (Jabar) menyatakan, sebanyak 80 persen tenaga kesehatan di daerah itu sudah disuntik vaksin COVID-19 merek Sinovac. Jawa Barat menargetkan vaksinasi bisa selesai di akhir bulan.

"Sudah 80 persenan hingga hari ini. Kami targetkan akhir bulan ini selesai agar bisa melanjutkan ke kelompok penerima vaksin berikutnya," kata Ketua Komite Kebijakan Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Daerah Provinsi Jawa Barat, Setiawan Wangsaatmaja, di Cikarang, Rabu (17/2).

Baca Juga

Setiawan mengatakan, jumlah tenaga kesehatan di Jawa Barat mencapai 192.000 orang sementara alokasi vaksin yang diterima sebanyak 350.000 dosis. Jumlah tersebut belum menjangkau seluruh tenaga kesehatan mengingat setiap satu tenaga kesehatan menerima dua dosis vaksin.

"Walaupun kurang tapi di Kabupaten Bekasi kami berharap sesegera mungkin didistribusikan (untuk tahap kedua)," katanya.

Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat itu menargetkan 70 persen warga Jawa Barat akan menerima vaksin COVID-19 atau 33,5 juta dari total 42 juta lebih warga Jawa Barat saat ini. Secara umum, kata dia, vaksinasi di Jawa Barat tidak menemukan kendala berarti hanya saja ada sejumlah faktor yang menyebabkan pelaksanaan vaksinasi menjadi terhambat namun hal ini dapat teratasi melalui percepatan kegiatan. Salah satu kendalanya yakni distribusi vaksin yang tidak sesuai perencanaan awal seperti yang terjadi di Kabupaten Bekasi.

"Suplai vaksinnya yang memang harus menunggu sebab untuk wilayah Jawa barat itu penduduknya seperlima dari penduduk Indonesia jadi wilayah kita paling banyak membutuhkan," ucapnya.

Kemudian kendala lain adalah persoalan pro dan kontra terhadap vaksin yang disuntikkan. "Tapi setelah adanya pernyataan dari BPOM bahwa vaksin ini aman dan dari MUI bahwa vaksin ini halal, kami melihat juga kejadian yang menolak divaksin hanya sedikit sekali bahkan mereka yang tadinya menolak sekarang sudah mau divaksin," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement