REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – Pada masa diturunkannya Alquran kepada manusia melalui Nabi Muhammad SAW, Nabi dan wahyu yang penuh kebenaran itu nyatanya juga diakui umat Yahudi. Hanya saja, mereka enggan mengakui dan memilih menjadi munafik.
Imam As-Suyuthi dalam kitab Asbabun Nuzul menjabarkan mengenai kemunafikan umat Yahudi itu. Ibnu Ishaq meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwasannya ia berkata, “Beberapa orang dari agama Yahudi datang kepada Rasulullah SAW lalu beliau bersabda kepada mereka: Sesungguhnya aku bersumpah demi Allah bahwasannya aku mengetahui bahwa kalian mengetahui bahwa aku adalah utusan Allah.”
Mendengar hal itu, beberapa orang Yahudi itu kemudian menjawab, “Kami tidak tahu apa-apa tentang hal tersebut.” Sejatinya, mereka hanya enggan untuk mengakui kebenaran Nabi dan juga wahyu yang disampaikan.
Untuk itu, Allah SWT berfirman dalam Alquran Surah an-Nisa ayat 166, “Lakinillahu yasyhadu bimaa anzala ilaika anzalahu bi’ilmihi wal-malaaikatu yasyhaduuna wakafaa billahi syahida.” Artinya: (Mereka tidak mau mengakui yang diturunkan kepadamu itu), tetapi Allah mengakui Alquran yang diturunkan-Nya kepadamu. Allah menurunkan Alquran dengan ilmu-Nya, dan malaikat-malaikat pun menjadi saksi. Cukuplah Allah mengakuinya.
Kemunafikan umat Yahudi akan kebenaran ajaran Islam melalui Nabi dan juga wahyu yang diabadikan dalam Alquran menjadi bukti jahil dan keras kepalanya mereka. Maka, sikap jahil inilah yang kemudian Allah abadikan di dalam Alquran dengan adanya peristiwa tersebut.