REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Search and Rescue (SAR) gabungan pada Rabu (17/1) kembali menemukan satu korban meninggal dunia akibat longsor yang terjadi di Desa Ngetos, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. Peristiwa tanah longsor tersebut terjadi pada Ahad (14/2) lalu.
"Merujuk data dari Pusat Pengendali Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per Rabu (17/2), total korban yang berhasil ditemukan tim gabungan berjumlah 13 orang meninggal dunia dan enam orang masih dalam pencarian," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Kamis (18/2).
Dia melanjutkan, longsor mengakibatkan 20 luka-luka. Para korban yang luka mendapatkan perawatan medis di puskesmas setempat. Hingga saat ini, tim gabungan masih berupaya melakukan pencarian dan evakuasi korban yang masih tertimbun longsor.
Tim gabungan telah mengerahkan lima alat eskavator untuk membantu mempercepat pencarian korban di lokasi longsoran. Di samping itu, Pos Komando Penanganan Darurat Bencana Tanah Longsor menginformasikan proses evakuasi terkendala cuaca hujan di sekitar lokasi bencana. Hujan yang turun sangat berpengaruh pada kondisi tanah sehingga tim gabungan dengan cermat memantau gerakan tanah. Akibatnya, proses evakuasi sempat dihentikan sementara karena kondisi hujan.
"Di sisi lain, jalur evakuasi melalui mobil ambulans terkendala dengan akses jalan sempit dan pergerakan orang.
Pemerintah Kabupaten Nganjuk telah menetapkan status tanggap darurat bencana banjir dan longsor Nganjuk berlaku selama 14 hari, terhitung mulai tanggal 15 Februari 2021 sampai dengan 28 Februari 2021. Penetapan status ini dikeluarkan melalui SK Bupati Nomor 188 Tahun 2021 tentang penetapan status tanggap darurat bencana banjir di beberapa kecamatan, di wilayah Kabupaten Nganjuk dan bencana tanah longsor di Dusun Selopuro, Desa Ngetos, Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk.
Dalam merespons kondisi darurat, BNPB telah memberikan bantuan logistik berupa masker dewasa 1.000 buah, masker anak-anak 1.000 buah, rapid test antigen 200 tes, sarung 200 buah, matras 100 buah dan makanan siap saji. BNPB juga akan menyerahkan bantuan dana siap pakai (DSP)sebesar Rp500 juta untuk penanganan pasca banjir dan longsor di Kabupaten Nganjuk.