Kamis 18 Feb 2021 11:21 WIB

Pedagang di Kawasan Retakan Tanah Mulai Dievakuasi

Warga tidak melaksanakan aktivitas dan tinggal di kawasan yang rawan

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Esthi Maharani
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu bersama sejumlah instansi pemerintah mengadakan sosialisasi tentang evakuasi warga terdampak bencana retakan tanah di  Kawasan Payung, Songgokerto, Kota Batu.
Foto: dok. BPBD Kota Batu
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu bersama sejumlah instansi pemerintah mengadakan sosialisasi tentang evakuasi warga terdampak bencana retakan tanah di Kawasan Payung, Songgokerto, Kota Batu.

REPUBLIKA.CO.ID, BATU -- Para pedagang yang berada di kawasan Jalan Brigjen Moh. Manan (Payung I), Songgokerto, Kota Batu mulai dievakuasi, Kamis (18/2) sampai Jumat (19/2). Langkah ini untuk mengantisipasi risiko gerakan tanah di lokasi kejadian.

Kasi Kedaruratan dan Logistik, BPBD Kota Batu, Achmad Choirur Rochim mengatakan, pihaknya bersama sejumlah instansi pemerintahan telah melakukan sosialisasi evakuasi dan penyelamatan kepada warga atau pedagang di kawasan Payung, Rabu (17/2). Pemerintah sudah menyampaikan informasi kepada warga terkait potensi kerawanan terjadinya longsor yang bisa terjadi sewaktu-waktu.

"Serta diimbau untuk sementara waktu tidak melaksanakan aktivitas dan tinggal di kawasan yang rawan," kata pria disapa Rochim ini kepada wartawan di Kota Batu, Kamis (18/2).

Warga juga sudah mendapatkan informasi mengenai penanganan yang akan dilaksanakan instansi terkait. Upaya-upaya tersebut setidaknya akan dilaksanakan dalam waktu satu bulan.

Pada kegiatan sosialisasi, Rochim dan sejumlah elemen pemerintah meminta 14 warung untuk sementara tidak berdagang di lokasi. Para pemilik didorong agar segera mengosongkan lokasi sesegera mungkin.

Dari 14 warung, 12 di antaranya merupakan warga Batu dan Pujon yang memiliki rumah. Dengan demikian, mereka untuk sementara waktu bisa kembali ke rumah masing-masing.

Sementara dua warung lainnya, pemilik diketahui tidak memiliki rumah. Pada kesehariannya, warung tersebut dijadikan sebagai tempat tinggal. "Kepada penghuni dua warung tersebut (jumlah tujuh orang) untuk sementara waktu disediakan tempat tinggal di Posko BPBD Punten," ungkapnya.

Selama proses evakuasi, warga akan disediakan sarana transportasi oleh pemerintah. Sarana ditunjukkan agar bisa membantu memindahkan barang-barang yang berada di warung. Selanjutnya, warga juga akan mendapatkan bantuan sembako selama tidak berjualan.

Selain itu, Rochim mengaku, mendapatkan satu permintaan khusus dari warga yang belum diputuskan oleh pemerintah. Yakni, mengenai solusi penyediaan tempat untuk berdagang sementara waktu. "Warga atau pedagang meminta untuk dicarikan solusi penyediaan tempat untuk berdagang sementara waktu di lokasi lain," katanya.

Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu mengungkapkan adanya retakan tanah dan tanah ambles di Jalan Brigjen Moh. Manan (Payung 1), Kelurahan Songgokerto, Kecamatan Batu. Laporan ini diterima oleh BPBD Kota Batu pada Ahad (14/2).

Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) BPBD Kota Batu menjelaskan, retakan tanah dilaporkan sudah terjadi kurang lebih dua pekan terakhir. Di sepanjang area warung Payung I terlihat retakan tanah dan tanah ambles. "Bahkan, beberapa sudah melintang di jalan raya," kata Pusdalops BPBD Kota Batu dalam pesan tertulis kepada wartawan, Senin (15/2).

Menurut Pusdalops PB Kota Batu, ukuran dimensi dari retakan tanah bervariasi. Yakni, panjang 46 meter (m) lebar mulai 3 centimeter (cm) sampai 15 cm. Dimensi retakan ini mengakibatkan struktur bangunan di lokasi retak dan rusak.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement