REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES -- Bintang pop Demi Lovato mengaku sempat mengalami tiga kali strok dan serangan jantung ketika dirawat di rumah sakit karena overdosis pada 2018. Tak hanya itu, dia juga sempat mengalami kerusakan otak.
Meskipun Lovato telah blak-blakan tentang kecanduannya pada narkoba dan alkohol, namun menurut dia, banyak orang yang tidak tahu tentang overdosis dan efek penyakit yang hingga kini dirasakan. Hal itu dia ungkap dalam trailer seri dokumenter "Dancing with The Devil" yang akan dirilis di Youtube pada 23 Maret. Dokumenter itu akan menceritakan secara detail tentang pengalaman pahit yang hampir membunuh pelantun "Sorry Not Sorry" tersebut.
"Saya mengalami tiga kali strok dan serangan jantung. Dokter saya mengatakan bahwa saya hanya bisa bertahan lima sampai 10 menit lagi," kata Lovato seperti dilansir di Reuters pada Kamis (18/2).
Pada 2018, mantan bintang cilik Disney Channel itu ditemukan tak sadarkan diri di rumahnya di Hollywood Hills karena overdosis. Beberapa minggu sebelumnya dia telah merilis sebuah lagu berjudul "Sober" yang bercerita tentang kekambuhannya setelah enam tahun hidup tenang.
"Saya mengalami kerusakan otak dan saya masih merasakan efeknya. Sampai sekarang saya tidak dapat mengemudi karena penglihatan kabur, untuk membaca pun sulit," kata dia.
Sebelumnya Lovato juga pernah mengatakan, dia menderita gangguan makan dan telah menggunakan kokain ketika berusia 17 tahun. Dia pertama kali masuk rehabilitasi pada usia 18 tahun dan didiagnosis gangguan bipolar.
Serial dokumenter ini terdiri atas empat bagian, di mana Lovato akan berbicara tentang trauma masa lalu dalam hidupnya, lalu tekanan dan ekspektasi di industri hiburan. Lovato membuat comeback yang besar di acara Grammy Awards pada Januari 2020, dan dia sekarang menjadi duta untuk aplikasi kesehatan mental, Talkspace.