Kamis 18 Feb 2021 14:01 WIB

Studi: Lockdown Inggris Berhasil Tekan Angka Covid-19

Hal ini berdasarkan studi yang dipimpin para peneliti di Imperial College London.

Lockdown COVID-19 secara nasional ketiga Inggris disebut membantu mengurangi infeksi (Foto: ilustrasi)
Foto: AP/Matt Dunham
Lockdown COVID-19 secara nasional ketiga Inggris disebut membantu mengurangi infeksi (Foto: ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Lockdown Covid-19 secara nasional ketiga Inggris disebut membantu mengurangi infeksi. Hal ini berdasarkan studi yang dipimpin oleh para peneliti di Imperial College London, Kamis (18/2).

Studi, yang dikenal sebagai REACT-1 dan dipimpin para peneliti di Imperial College London menemukan bahwa prevalensi nasional dua pertiga lebih rendah antara 4 dan 13 Februari. Angka ini lebih rendah dibandingkan dengan survei sebelumnya yang mencakup 6 sampai 22 Januari.

Baca Juga

"Ini benar-benar berita menggembirakan. Kami pikir penguncian akan berpengaruh. Kami telah melihat penurunan yang cukup cepat ini sekarang antara Januari dan bulan ini, tetapi prevalensi sebenarnya masih sangat tinggi," kata Paul Elliott, direktur program di Imperial, kepada wartawan, dilansir dari reuters, Kamis.

Angka terakhir menunjukkan bahwa 51 per 10.000 orang terinfeksi, turun dari 157 per 10 ribu pada survei Januari. Butuh waktu 15 hari agar infeksi berkurang setengahnya.

Prevalensi turun di semua kelompok usia, turun dari 0,93 persen menjadi 0,30 persen di antara usia di atas 65-an. Meskipun para peneliti mengatakan mereka tidak memiliki bukti bahwa ini didorong oleh peluncuran vaksin, yang telah ditargetkan pada kelompok yang lebih tua.

REACT-1 adalah salah satu survei prevalensi terbesar dan paling banyak ditonton di Inggris, dan para peneliti mengeluarkan hasil sementara dalam pracetak yang belum ditinjau. Menteri Kesehatan Matt Hancock mengatakan bahwa temuan itu merupakan tanda yang menggembirakan bahwa lockdown berhasil.

"Sementara tren yang kami amati adalah kabar baik, kami perlu bekerja keras untuk menekan infeksi dengan tetap berpegang pada langkah-langkah itu," katanya.

Inggris mencatat 799 kematian baru dari pasien yang terbukti positif COVID-19 selama 28 hari, dan 10.625 kasus tambahan, demikian data yang dirilis pada Selasa lalu. Angka kematian harian Covid-19 naik dari 230 yang tercatat pada Senin.

Namun data pada Senin berubah oleh penundaan laporan akhir pekan. Jumlah total kematian Covid-19 dalam sepekan turun 26 persen dibanding pekan lalu.

Jumlah kasus harian Covid-19 juga menurun. Berdasarkan data resmi, sebanyak 15,6 juta warga kini telah mendapatkan dosis pertama vaksin Covid-19, sementara 546.165 warga lainnya telah menerima suntikan kedua.

sumber : Reuters/Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement