REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hasil survei Indometer menunjukan tingkat kepuasan publik terhadap Presiden Joko Widodo masih tetap tinggi di tengah pandemik Covid-19 dan kemerosotan ekonomi, yakni mencapai 70,1 persen. Sementara tingkat ketidakpuasan publik berada diangka 25,2 persen.
"Tingkat kepuasan yang sangat tinggi menunjukkan bahwa Jokowi tetap dipercaya oleh publik," kata Direktur Eksekutif lembaga survei Indometer Leonard SB dalam siaran persnya di Jakarta, Kamis (18/2).
Menurut Leonard, publik menilai pilihan-pilihan kebijakan pemerintahan Jokowi dalam menghadapi pandemik Covid-19 dan dampak ekonomi yang ditimbulkannya masih layak untuk didukung. "Keputusan Jokowi untuk tidak melakukan lockdown memberi kesempatan bagi pelaku ekonomi untuk tetap berusaha, meskipun ada sejumlah pembatasan yang diberlakukan," ujar Leonard.
Pemerintah kini menerapkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) mikro. Di sisi lain, ketidakpuasan publik yang mencapai 25,2 persen dipengaruhi oleh masih tingginya kasus konfirmasi Covid-19 dan anjloknya perekonomian.
"Misalnya, rendahnya jumlah testing dan tracing, serta pertumbuhan ekonomi yang minus sepanjang 2020," ujarnya.
Sementara itu masih ada 4,7 persen yang menyatakan tidak tahu/tidak menjawab. Publik, kata Leonard, masih melihat sejauh mana vaksinasi bisa digenjot, serta pemulihan ekonomi yang kini mengandalkan kebijakan UU Cipta Kerja dan Lembaga Pengelola Investasi (LPI).
Survei Indometer dilakukan pada 1 hingga 10 Februari 2021 melalui sambungan telepon kepada 1.200 responden dari seluruh provinsi yang dipilih acak dari survei sebelumnya sejak 2019. Margin of error sebesar 2,98 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.