REPUBLIKA.CO.ID, KUDUS -- Banjir yang melanda sejumlah daerah di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, tidak hanya berdampak pada pemukiman penduduk. Banjir juga menyebabkan lahan tanaman padi seluas 2.708 hektare mengalami puso akibat tergenang dalam waktu lama.
"Ribuan hektare lahan tanaman padi yang puso tersebut, tersebar di 133 desa di lima kecamatan mulai dari Kecamatan Jati, Mejobo, Kaliwungu, Jekulo dan Undaan," kata Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus Catur Sulistyanto melalui Kasi Tanaman Pangan Arin Nikmah di Kudus, Kamis (18/2).
Ia mencatat, tanaman padi puso terbanyak tersebar di Kecamatan Undaan yang mencapai 1.270 hektare, kemudian Kecamatan Kaliwungu seluas 525 hektare, Kecamatan Jekulo seluas 475 hektare, Kecamatan Mejobo seluas 399 hektare, dan Kecamatan Jati seluas 39 hektare. Umur tanaman padi petani yang akhirnya gagal panen bervariasi, antara usia 10 hari hingga 100 hari atau memasuki masa panen.
Sementara, ketinggian genangan banjir bervariasi tetapi ada yang mencapai 150 cm. Ketika genangan berlangsung terlalu lama, batang tanaman padi dipastikan membusuk alias puso. Untuk potensi kerugiannya disesuaikan dengan umur tanaman, karena usia tanaman kurang dari 60 hari kerugian per hektarenya berkisar Rp 7,5 juta, sedangkan usia tanaman lebih dari 60 hari potensi kerugiannya bisa mencapai Rp 15 juta.
Dinas Pertanian dan Pangan Kudus juga sudah mengajukan bantuan benih kepada pemerintah pusat dan sebagian sudah ada yang menerima bantuan benih tanaman padi tersebut.