REPUBLIKA.CO.ID, PRAHA -- Slowakia akan meminta staf medis dari negara-negara anggota Uni Eropa lainnya untuk membantu menangani lonjakan kasus Covid-19. Hal itu dikonfirmasi Kementerian Kesehatan Slowakia pada Rabu (17/2).
Itu merupakan permohonan bantuan pertama dari Slowakia, setelah rencana sebelumnya untuk melakukan pengujian skala besar yang diikuti dengan langkah-langkah yang ditargetkan di wilayah-wilayah paling parah terkena dampak tidak dapat meredakan epidemi. Kasus infeksi virus corona sedang meningkat di Slowakia dengan hampir 2.000 kasus baru dilaporkan rata-rata setiap hari.
Walaupun Slowakia memiliki total kematian akibat Covid-19 di bawah 6.100, berdasarkan rata-rata hitungan terbaru per 7 hari, negara itu menempati urutan pertama dalam jumlah kematian per juta populasi, menurut situs ourworldindata.org. Bratislava sedang mencari 10 dokter dan 25 perawat selama setidaknya satu bulan, kata kementerian kesehatan Slowakia.
Hal itu menempatkan Slowakia bersama Portugal, yang meminta bantuan staf medis Jerman pada Januari.
"Varian baru (virus corona) menyebabkan peningkatan jumlah pasien dan permintaan yang lebih besar untuk personel medis. Permintaan tersebut terutama ditujukan untuk unit perawatan intensif dan bagian anestesiologi dan pengobatan intensif," kata kementerian kesehatan dalam pernyataan melalui surat elektronik.
Virus corona varian Inggris, yang lebih menular daripada versi sebelumnya yang jumlahnya lebih banyak, telah mengambil alih sebagai penyebab utama kasus-kasus baru Covid-19 di Slowakia, kata Perdana Menteri Igor Matovic pada 5 Februari. Hingga Rabu pagi (17/2), sebanyak 3.632 pasien dirawat di rumah sakit, termasuk 608 orang dalam kondisi kesehatan yang serius dan harus ditempatkan di unit perawatan intensif (ICU) atau unit perawatan ketergantungan tinggi.
Untuk mencari opsi lain dalam melawan pandemi Covid-19, Slowakia mungkin akan membeli vaksin Sputnik V buatan Rusia, meskipun vaksin itu belum terdaftar di Badan Obat Eropa (European Medicines Agency/EMA).