Kamis 18 Feb 2021 16:07 WIB

Bagaimana Cara Nabi Muhammad Berbicara dan Tertawa?

Ulama menjelaskan cara Nabi Muhammad berbicara dan tertawa.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Muhammad Hafil
Bagaimana Cara Nabi Muhammad Berbicara dan Tertawa?. Foto:   Mencintai Nabi Muhammad SAW (ilustrasi)
Bagaimana Cara Nabi Muhammad Berbicara dan Tertawa?. Foto: Mencintai Nabi Muhammad SAW (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sebagai Rasul terakhir, Nabi Muhammad dikenal sebagai sosok yang sopan santun, baik dari tutur kata maupun tingkah lakunya. Rasulullah memiliki tutur kata yang sangat manis, tapi lugas ketika dia menyampaikannya. Ucapan dan pilihan katanya sangat baik sampai bisa menarik hati orang yang mendengarnya.

Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyah menjelaskan dalam bukunya Kelengkapan Tarikh Rasulullah, gaya bicara Rasulullah sangat terperinci dan jelas pada setiap kata. Tidak terlalu cepat, terpotong, dan tidak banyak jeda atau diam di antara setiap kata. Dapat disimpulkan, suatu petunjuk yang dia sampaikan sangat komprehensif.

Baca Juga

Salah seorang istri Nabi, Aisyah, mengatakan, “Tidaklah Rasulullah berbicara kepada kalian dengan cepat. Namun, beliau berbicara dengan jelas dan terperinci hingga mereka yang duduk bersama beliau dapat menghafalkan apa yang beliau sampaikan,” (HR at-Tirmidzi).

Selain itu, Nabi juga sering mengulangi ucapannya sampai tiga kali. Hal ini dimaksudkan apa yang disampaikan dapat dimengerti, termasuk jika dia memberi salam, dia lakukan tiga kali. Nabi termasuk orang yang banyak diam. Dia hanya berbicara seperlunya. Setiap mengawali suatu pembicaraan dan mengakhirnya, dia menyampaikan dengan jelas sehingga dia tidak mengucapkan hal-hal yang tidak bermanfaat.

Ketika Nabi tidak menyukai sesuatu, terlihat kerut wajahnya. Namun, dia tidak menjelek-jelekannya, mencacinya, atau berteriak. Jika tertawa pun, dia hanya menampakkan senyum sehingga dapat dikatakan, semua tawanya dalam bentuk senyuman. Rasulullah tidak tertawa terbahak-bahak, jika sudah pada puncaknya, hanya terlihat gigi-gigi gerahamnya.

Tawa Rasulullah juga merupakan tawa pertanda gembira, yaitu jika dia melihat sesuatu yang menyenangkan hatinya atau hal tersebut menjadi kabar gembira baginya. Ada juga tawa marah yang dilakukan Rasullah. Rasulullah selalu dapat menahan emosi sehingga tawa yang dilakukan lantaran kemampuannya untuk menahan amarahnya. Dia dapat berpaling dari orang yang memancing emosi dan tidak menghiraukannya. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement