Kamis 18 Feb 2021 16:47 WIB

Bangun TPT, Pemkot Bogor Ajukan Bantuan ke Pemprov

TPT yang akan dibangun sepanjang 3,5 kilometer.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Andi Nur Aminah
Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim
Foto: Republika/Nugroho Habibi
Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Kondisi tebing yang ada di sepanjang Jalan Raya Cilebut, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor semakin mengkhawatirkan. Untuk itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor mengajukan bantuan ke Dinas Sumber Daya Air (SDA) Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat guna memperbaiki tembok penahan tanah (TPT).

"Jadi turap, saya kemarin sudah rapat dengan kepala dinas SDA provinsi Jawa Barat. Kita akan mengintervensi beberapa titik di sepanjang Jalan Raya Cilebut," ungkap Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim, Kamis (18/2).

Baca Juga

Dedie menjelaskan, TPT yang akan dilakukan pembangunan yakni sepanjang 3,5 kilometer. Namun, untuk melaksanakan pembangunan tersebut, Pemprov Jawa Barat memberi syarat agar Pemkot Bogor membebaskan bangunan liar yang ada di sepanjang TPT.

Terkait bangunan liar yang ada di sepanjang TPT, Dedie mengaku sudah berkoordinasi dengan camat setempat. Apalagi, camat mengetahui berapa banyak bidang yang menjadi PR Pemkot Bogor yang penyelesaiannya membutuhkan waktu. 

"Jadi Pemprov memberikan syarat, kalau Pemkot Bogor mau mendapatkan bantuan TPT sepanjang Jalan Cilebut, Pemkot harus menyelesaikan bangunan liar," kata Dedie.

Untuk membangun TPT sepanjang 3,5 kilometer itu, Pemkot Bogor membutuhkan anggaran sebesar Rp 98 miliar. Namun, Dedie menjelaskan, jika pembebasan bangunan liar dan Kampung Kedung Badak tidak bisa dilakukan, kemungkinan pembangunan TPT baru bisa direalisasikan pada 2022.

"Di bawah itu ada kampung ternyata dan itu juga harus dibersihkan. Kalau enggak dibereskan itu mereka (Pemprov Jabar) enggak mau membantu," tukasnya.

Terpisah, Camat Tanah Sareal, Sahib Khan menuturkan, pihaknya sudah memetakan beberapa titik bangunan liar yang ada di sepanjang Jalan Raya Cilebut. "Kami akan mulai melakukan pendekatan humanis untuk menertibkan bangli ini," tutur Sahib

Meski terbilang mendesak, Sahib mengaku harus melakukan pendekatan humanis, agar tidak terjadi kerusuhan. Apalagi, bangunan yang akan ditertibkan berada di satu kampung. "Jadi jangan sampai ada kerusuhan, karena kita bicara satu kampung dan ini yang sedang kami usahakan," ujarnya.

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اِذْ اَنْتُمْ بِالْعُدْوَةِ الدُّنْيَا وَهُمْ بِالْعُدْوَةِ الْقُصْوٰى وَالرَّكْبُ اَسْفَلَ مِنْكُمْۗ وَلَوْ تَوَاعَدْتُّمْ لَاخْتَلَفْتُمْ فِى الْمِيْعٰدِۙ وَلٰكِنْ لِّيَقْضِيَ اللّٰهُ اَمْرًا كَانَ مَفْعُوْلًا ەۙ لِّيَهْلِكَ مَنْ هَلَكَ عَنْۢ بَيِّنَةٍ وَّيَحْيٰى مَنْ حَيَّ عَنْۢ بَيِّنَةٍۗ وَاِنَّ اللّٰهَ لَسَمِيْعٌ عَلِيْمٌۙ
(Yaitu) ketika kamu berada di pinggir lembah yang dekat dan mereka berada di pinggir lembah yang jauh sedang kafilah itu berada lebih rendah dari kamu. Sekiranya kamu mengadakan persetujuan (untuk menentukan hari pertempuran), niscaya kamu berbeda pendapat dalam menentukan (hari pertempuran itu), tetapi Allah berkehendak melaksanakan suatu urusan yang harus dilaksanakan, yaitu agar orang yang binasa itu binasa dengan bukti yang nyata dan agar orang yang hidup itu hidup dengan bukti yang nyata. Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.

(QS. Al-Anfal ayat 42)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement