REPUBLIKA.CO.ID, MANADO -- Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Utara (Sulut) Norma Regar mengatakan bahwa rokok masih mempengaruhi angka kemiskinan di daerah tersebut. "Pada September 2020, salah satu komoditas makanan yang berpengaruh besar terhadap nilai Garis Kemiskinan di perkotaan maupun di perdesaan adalah rokok kretek filter," kata Norma, di Manado, Kamis (18/2).
Dia mengatakan selain rokok, juga ada jenis komoditas makanan yang berpengaruh besar terhadap nilai Garis Kemiskinan di perkotaan maupun di perdesaan, yakni beras dan ikan tongkol/tuna/cakalang.
Ia mengatakan jumlah penduduk miskin dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan di Sulawesi Utara mencapai 195,85 ribu orang (7,78 persen), naik 3,48 ribu orang dari kondisi Maret 2020 yang sebesar 192,37 ribu orang (7,62 persen).
Bila dibandingkan kondisi Maret 2020, katanya, persentase penduduk miskin di daerah perkotaan dan di daerah perdesaan sama-sama mengalami kenaikan.
Di daerah perkotaan naik 0,09 persen poin menjadi 5,31 persen, sedangkan daerah perdesaan naik 0,39 persen poin menjadi 10,64 persen.
Selama periode Maret 2020-September 2020, jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan naik sebanyak 2,86 ribu orang (dari 68,80 ribu orang naikmenjadi 71,66 ribu orang), sementara di daerah perdesaan naik sebanyak 0,62 ribu orang (dari 123,57 ribu orang naik menjadi 124,19 ribu orang).
Peranan komoditas makanan terhadap Garis Kemiskinan jauh lebih tinggi dibandingkan komoditas non-makanan. Sumbangan Garis Kemiskinan Makanan terhadap Garis Kemiskinan pada Maret 2020 adalah sebesar 77,02 persen. Kondisi ini tidak jauh berubah dibandingkan kondisi Maret 2020 yaitu sebesar 76,95 persen.
Sementara komoditas non-makanan yang memiliki pengaruh besar terahdap nilai Garis Kemiskinan di perkotaan maupun perdesaan adalah perumahan.
Selama periode Maret 2020 - September 2020, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) mengalami peningkatan.
Jumlah penduduk miskin di Sulawesi Utara pada September 2020 sebanyak 195,85 ribu orang. Terjadi kenaikan jumlah penduduk miskin sebanyak 3,48 ribu orang dibandingkan dengan Maret 2020.
Sementara jika dibandingkan dengan September tahun sebelumnya, jumlah penduduk miskin naik sebanyak 7,25 ribu orang.
Dilihat dari daerah tempat tinggal, pada periode Maret 2020- September 2020, jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan naik 2,86 ribu orang sedangkan di daerah perdesaan naik0,62 ribu orang. Persentase kemiskinan di perkotaan naik dari 5,22 persen menjadi 5,31 persen.
Sementara itu, di perdesaan naik dari 10,25 persen menjadi 10,64 persen, demikian Norma Regar.