Jumat 19 Feb 2021 01:35 WIB

Cerita Masa Lalu David Luiz Jelang Duel Vs Benfica

Luiz harus mengesampingkan perasaan tentang Benfica untuk memastikan Arsenal lolos.

Rep: Fitriyanto/ Red: Endro Yuwanto
Bek Arsenal, David Luiz.
Foto: (Shaun Botterill/Pool via AP)
Bek Arsenal, David Luiz.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bek veteran Arsenal, David Luiz, bersiap menghadapi Benfica, yang merupakan klub Eropa pertamanya, di babak 32 besar Liga Europa pada Jumat (19/2) dinihari WIB. Ia mungkin merenungkan bagaimana kekalahan 0-6 dari Criciuma pada 2006 mengubah masa depannya dan membawanya ke jalan menuju kesuksesan di Portugal.

"Perahu hanya lewat sekali dan David melewatkannya karena Anda tidak fokus. Sekarang sudah pergi," ujar pelatih Vitoria saat ini, Mauro Fernandes, memulai dengan marah saat ia berbicara di ruang ganti yang penuh sesak di Salvador.

Sehari sebelumnya, timnya Vitoria telah dihancurkan 0-6 saat bertandang ke Criciuma di Divisi III Brasil. David Luiz tampak hancur saat mendengarkan kata-kata itu.  Itu bukan hanya kekalahan yang memalukan, tapi apa arti hasilnya bagi masa depannya.  

Dengan kesepakatan untuk bergabung dengan klub Belgia Anderlecht di akhir musim, David Luiz telah diberitahu bahwa delegasi dari klub Belgia telah melakukan perjalanan jauh-jauh dari Brussel untuk melihat dia untuk terakhir kalinya. Itu benar-benar bencana. Jadi, tidak mengherankan jika kesepakatan itu dibatalkan.

"Kami tidak pernah mendengar kabar dari Anderlecht setelah itu," kenang Sinval Vieira, yang bekerja sebagai direktur olahraga Vitoria.  

David Luiz khawatir dia tidak akan pernah lagi memiliki kesempatan bermain di Eropa. "Kami semua tahu itu hanya masalah waktu. David baru berusia 19 tahun, telah menjadi bintang turnamen dan mendapat nilai tinggi," kata Fernandes dilansir dari BBC, Kamis (18/2).

Tiga bulan kemudian, pada hari terakhir jendela transfer musim dingin 2007, David Luiz akhirnya pindah ke luar negeri. Dia menandatangani kontrak di Benfica dengan status pinjaman dan tidak pernah melihat ke belakang. Selama empat tahun yang dihabiskannya di Stadion Luz, ia menjalin ikatan yang kuat dengan klub raksasa Portugal, menjadi favorit penggemar dan memenangkan penghargaan pemain terbaik negara itu pada tahun 2010.

Begitulah dampaknya sehingga legenda tim dan wakil presiden Benfica Rui Costa masih menyebut dia sebagai "anak baptisnya", sementara pelatih kepala Jorge Jesus secara teratur memanggilnya untuk menawarkan nasihat.

Di Roma pada Jumat dini hari nanti, David Luiz harus mengesampingkan perasaan tentang Benfica untuk memastikan Arsenal mengambil langkah menuju babak berikutnya di Liga Europa.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement