REPUBLIKA.CO.ID, DAKAR -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akan mengirim 11 ribu vaksin Ebola ke Guinea. Hal itu guna menangani penyebaran wabah tersebut.
Direktur Regional WHO untuk Afrika Dr. Matshidiso Moeti mengatakan vaksin telah disiapkan di Jenewa, Swiss, dan diharapkan tiba di Guinea akhir pekan ini. "30 pakar vaksinasi telah dikerahkan secara lokal dan siap disebarkan segera setelah vaksin tiba di negara tersebut," katanya pada Kamis (18/2).
WHO telah menyerukan enam negara Afrika untuk siaga. Sebab selain di Guinea, Ebola turut dilaporkan di Kongo. "Sub-wilayah dalam siaga tinggi dan penjagaan di negara-negara tetangga sedang berlangsung," ujar Moeti.
“Tindakan kolektif dan cepat kita sangat penting untuk mencegah penyebaran Ebola yang tidak terkendali di tengah pandemi Covid-19, yang telah mendorong petugas kesehatan dan fasilitas kesehatan ke titik kritis," kata Moeti.
Menurut WHO, pada Kamis, Guinea telah mencatat tiga kasus Ebola dan satu kematian. Negara tersebut sudah mendeklarasikan Ebola sebagai epidemi.
Menteri Kesehatan Guinea Remy Lamah mengaku cukup yakin negaranya mampu menangani kemunculan kembali wabah Ebola. Selain sarana, tenaga medis di sana telah terlatih dan berpengalaman menghadapi penyakit tersebut.
Lamah mengungkapkan, pada 2013, Guinea membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk memahami bahwa mereka sedang menghadapi epidemi Ebola. "Sementara kali ini, dalam waktu kurang dari empat hari, kami dapat melakukan analisis dan mendapatkan hasilnya. Tim medis kami terlatih dan berpengalaman. Kami memiliki cara untuk segera mengatasi penyakit ini," kata Lamah kepada Reuters pada Senin (15/2).
Kendati demikian, dia tak menampik rasa khawatir tetap ada jika mengingat merebaknya epidemi Ebola lima tahun lalu. "Kami tidak ingin menghidupkan kembali situasi seperti itu," ujarnya.
Lamah menjelaskan saat ini Guinea sedang melacak orang-orang yang berpotensi melakukan kontak dengan pasien Ebola. Pemerintah bakal mengirim vaksin ke daerah terdampak sesegera mungkin.