Jumat 19 Feb 2021 07:59 WIB

Kisah Nabi Sulaiman dan Ratu Semut yang Sayang Rakyatnya

Hamba yang pandai bersyukur akan terus diberi tambahan nikmat dari Allah.

Red: Ani Nursalikah
Kisah Nabi Sulaiman dan Ratu Semut yang Sayang Rakyatnya
Foto: Pixabay
Kisah Nabi Sulaiman dan Ratu Semut yang Sayang Rakyatnya

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Alif Sarifudin Ahmad, Ketua PDM Kota Tegal

Di zaman seperti ini kita merindukan pemimpin yang sangat sayang kepada rakyatnya. Pemimpin yang amanah dan punya visi untuk menebar kebaikan, kasih sayang bukan kebencian dan ketakutan.

Baca Juga

Pemimpin yang seperti ini akan menjadikan negara menjadi berkah. Keberkahan akan melindungi semua dan hilangnya fitnah, berkurangnya musibah, hingga penuh dengan keamanan dan ketertiban. Hal ini seperti pelajaran yang dapat diambil dari zaman para nabi dan orang-orang saleh.  

Para pembaca yang budiman, kembali lagi penulis hadir untuk berbagi tentang pencerahan. Sudah menjadi sejarah peradaban manusia ada dalam kehidupan itu tokoh protaganis ada juga tokoh antagonis.

Keadilan akan berhadapan dengan kemungkaran. Kejujuran berhadapan dengan kebohongan. Kasih sayang berhadapan dengan kesombongan. Orang sombong itu dinamakan Batharulhaq Wa ghamtunnas artinya orang yang tidak mengakui kebenaran dan menyepelekan manusia yang lain.

Orang sombong biasanya karena punya kelebihan-kelebihan dibandingkan dengan orang lain. Bisa jadi ia lebih cantik atau tampan, mempunyai kelebihan harta, Kedudukan tinggi atau tahta. Bahkan pelajaran yang paling berharga orang sombong itu lahir karena tidak pernah menderita, seperti kisah Firaun yang tidak pernah sakit selama hidupnya.

Berbeda dengan Nabi Sulaiman yang punya ilmu luar biasa, harta banyak, bahkan kerajaan zaman itu tidak ada yang mengalahkannya. Tidak ada terbersit sedikitpun kesombongan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement