REPUBLIKA.CO.ID, KABUL--Polisi Afghanistan mengatakan seorang profesor di universitas Kabul tewas dalam sebuah ledakan Kamis (18/2).
Juru bicara Kepolisian Kabul Ferdaws Faramarz, mengatakan profesor hukum Islam Mubasher Muslimyar tewas dalam sebuah ledakan bersama satu orang lainnya. Identitas korban kedua belum diketahui tapi media Afghanistan melaporkan korban juga seorang profesor.
Beberapa pekan terakhir Kabul diterpa serangkaian serangan bom magnetik yang dipasang di bawah mobil. Serangan-serangan tersebut menewaskan pasukan keamanan, hakim, pejabat pemerintah, aktivis masyarakat sipil dan jurnalis.
Tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan-serangan tersebut. Namun Pemerintah Afghanistan menuduh pemberontak Taliban dan menggunakan taktik-taktik semacam itu untuk menakuti dengan menghindari korban dari warga sipil terlalu besar.
Pekan lalu pemerintah Afghanistan mengumumkan mereka telah menangkap seorang anggota kelompok milisi bersenjata yang berada di balik layar dan menempelkan bom-bom itu di bawah mobil. Tapi serangan bom jalanan masih berlanjut.
Kekerasan di negara yang hancur karena perang itu semakin meningkat baru-baru ini saat perundingan antara pemerintah dan Taliban yang ditengah Amerika Serikat (AS) mengalami kebuntuan. Sementara pemerintah Presiden AS Joe Biden sedang meninjau ulang proses perdamaian tersebut.