REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Search and Rescue (SAR) Gabungan kembali menemukan lima korban meninggal dunia akibat longsor yang terjadi di Desa Ngetos, Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. Sehingga, total korban yang tidak dapat diselamatkan akibat bencana ini menjadi sebanyak 18 jiwa.
"(Berdasarkan data) Pusat Pengendali Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per Kamis (18/2), total korban yang ditemukan tim gabungan berjumlah 18 orang meninggal dan satu orang masih dalam pencarian," ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Raditya Jati seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Jumat (19/2).
Ia menambahkan, tim gabungan masih akan terus melakukan pencarian terhadap warga yang masih dinyatakan hilang. Di samping korban jiwa, dia melanjutkan, tanah longsor ini juga berdampak pada kerugian material sebanyak delapan rumah rusak berat.
"Sementara itu, BPBD setempat mencatat sebanyak 54 KK atau 186 warga terdampak dan 139 KK warga Desa Ngetos masih mengungsi pascalongsor di halaman SD Negeri 3 Ngetos, Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur," katanya.
Perlu diketahui, Pemerintah Kabupaten Nganjuk telah menetapkan status tanggap darurat bencana banjir dan longsor Nganjuk berlaku selama 14 hari. Ini terhitung mulai tanggal 15 Februari 2021 sampai dengan 28 Februari 2021. Penetapan status ini dikeluarkan melalui SK Bupati Nomor 188 Tahun 2021 tentang penetapan status tanggap darurat bencana banjir di beberapa kecamatan, di wilayah Kabupaten Nganjuk dan bencana tanah longsor di Dusun Selopuro, Desa Ngetos, Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk.