Jumat 19 Feb 2021 13:58 WIB

Prinsip Anies: Pulihkan Dulu Kesehatan, Ekonomi pun Bangkit

Ekonomi Jakarta pada akhir 2020 mengalami kontraksi minus 2,14 persen akibat pandemi.

Petugas kebersihan bekerja dengan latar belakang deretan gedung bertingkat di kawasan Jakarta Selatan, Kamis (18/2/2021). Gubernur DKI Jakarta menetapkan Peraturan Gubernur Nomor 118 Tahun 2020 tentang Izin Pemanfaatan Ruang untuk mempercepat perizinan pembangunan gedung dan mendorong geliat sektor properti, sebagai salah satu sektor yang memiliki multiplier effects terhadap pemulihan perekonomian akibat pandemi COVID-19.
Foto: Dhemas Reviyanto/ANTARA
Petugas kebersihan bekerja dengan latar belakang deretan gedung bertingkat di kawasan Jakarta Selatan, Kamis (18/2/2021). Gubernur DKI Jakarta menetapkan Peraturan Gubernur Nomor 118 Tahun 2020 tentang Izin Pemanfaatan Ruang untuk mempercepat perizinan pembangunan gedung dan mendorong geliat sektor properti, sebagai salah satu sektor yang memiliki multiplier effects terhadap pemulihan perekonomian akibat pandemi COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Antara, Flori Sidebang

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menegaskan, dirinya akan tetap fokus dalam hal pemulihan sektor kesehatan pada masa pandemi Covid-19, meski pun ekonomi Jakarta terkontraksi. Diketahui, pada akhir 2020, ekonomi Ibu Kota tercatat minus 2,14 persen sesuai data Badan Pusat Statistik (BPS).

Baca Juga

"Mengembalikan kondisi ekonomi harus dimulai mengembalikan kondisi kesehatan," ujar Anies, Kamis (18/2).

Menurut Anies, perlu digarisbawahi penyebab anjloknya ekonomi. Yakni, berkuranganya interaksi warga yang berdampak pada turunya kegiatan transaksi.

Roda perkenomian yang mandek ini, kata Anies, akibat dari situasi pandemi Covid-19 yang masih berlangsung. Oleh karena itu, ia menyatakan, pihaknya belum mau fokus mengatasi masalah perekonomian sebelum yang saat ini menjadi prioritas yakni penanganan pandemi Covid-19 tuntas.

"Supaya interaksi bertambah, warganya harus sehat," kata Anies.

Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu menilai perekonomian akan kembali stabil seiring dengan tertanganinya pandemi dan sudah bisanya masyarakat beraktivitas seperti biasa. Sehingga, kegiatan transaksi akan berangsur-angsur pulih.

"Dengan transaksi berjalan kembali, semua kegiatan yang memberikan nilai tambah bisa berjalan baik, begitu ada nilai tambah maka menghasilkan pertumbuhan ekonomi," tutur Anies.

Ada beberapa strategi yang diterapkan Pemprov DKI Jakarta dalam penanganan pandemi. Pertama, seluruh pihak harus menekan penambahan kasus aktif melalui penguatan 3T (testing, tracing, treatment) dan kampanye masif 3M (memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak) yang membutuhkan dukungan dari berbagai unsur.

"Strategi ini diperlukan untuk menyinkronkan dan mendapatkan dukungan di lapangan. Tadi hadir seluruh Kapolres dan harapannya sesudah ini maka kebijakan kita khususnya testing dan tracing itu bisa dibantu dan bisa lebih efektif," tuturnya.

Selain itu, Anies juga menjelaskan vaksinasi turut menjadi strategi dari penanganan Covid-19 di Jakarta dan saat ini tengah dirampungkan vaksinasi bagi tenaga medis dan mulai masuk pada profesi nonmedis. Unsur nonmedis pertama penerima vaksin adalah pada pedagang pasar dan Tanah Abang jadi lokasi yang pertama diberikan dengan sudah hampir 1.500 orang divaksindari 10.000 orang yang terdaftar.

"Itu Insya Allah akan diteruskan, jangkauan diharapkan lebih luas lagi, tapi itu akan perlu waktu. Kita berharap vaksin segera tiba, sehingga tim vaksinasi bisa segera langsung memanfaatkannya," tambahnya.

Sebelumnya, BPS juga menyebut perekonomian Jakarta masih menunjukkan tren positif mengingat pada kuartal III, perekonomian Ibu Kota minus 3,83 persen. Adapun, pada akhir 2020, ekonomi DKI Jakarta tercatat minus 2,14 persen.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement