REPUBLIKA.CO.ID ZURICH -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Kamis (18/2) mendesak negara-negara penghasil vaksin Covid-19 tidak mendistribusikan vaksin secara sepihak. Produsen diminta mendonasikannya ke inisiatif COVAX global guna memastikan penyebaran merata.
Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyampaikan desakan tersebut saat China membahas kontrak di seluruh Afrika. Kemudian Rusia juga mendistribusikan vaksin di Amerika Latin dan Uni Eropa mengincar pemberian vaksin untuk negara miskin, yang semuanya di luar inisiatif COVAX.
Tedros mengatakan, negara-negara yang menyepakati kontrak secara individu mengacaukan tujuan COVAX, yakni akses yang adil. Ia menambahkan, inisiatif WHO bahkan dapat mengakomodasi permintaan dari negara yang lebih memilih memberikan donasinya ke negara tertentu, lantaran mereka bertetangga atau menjalin kemitraan.
"Apa yang bisa kami lakukan, jika itu melalui COVAX, yakni donasi dapat ditujukan ke negara-negara itu dan persediaan COVAX dapat diberikan ke negara lain," kata Tedros saat konferensi pers virtual dari Jenewa, Swiss, "Sehingga kami mampu mengimbanginya."
Sementara itu, diplomasi vaksin sedang intens. Rusia secara intens membahas pengiriman vaksin dengan Kroasia. Pada saat yang sama Rusia juga melakukan pengiriman pertama vaksin Sputnik V buatannya menuju Meksiko.
Dalam beberapa pekan belakangan, China juga menawarkan ratusan ribu dosis ke Namibia, Republik Demokratik Kongo dan Guinea. Uni Eropa sedang menyusun mekanisme berbagi vaksinnya sendiri, yang berpotensi melemahkan tekanan WHO.