REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri Perdagangan, Jerry Sambuaga, menilai alat pendeteksi Covid-19 lewat embusan nafas GeNose C19 sangat potensial untuk diekspor. Kementerian Perdagangan menurutnya mendukung jika tim GeNose C19 berniat melakukan ekspor.
"Ini soal bangga buatan Indonesia dan mungkin bisa dipakai di luar negeri. Kemendag dukung, kami ada Ditjen Pengembangan Ekspor Nasional di mana produk-produk itu kita identifikasi mana yang bisa dibawa keluar," kata Jerry, Jumat (19/2).
Jerry mengatakan, metode penggunaan GeNose C19 sangat sederhana karena hanya lewat embusan nafas. Selain itu penggunaanya juga sangat nyaman karena tidak perlu melalui pengambilan sampel lendir di hidung dan mulut. Hasil tes pun dapat diperoleh dalam waktu kurang dari dua menit.
Ia menilai, jika penggunaan GeNose C19 lebih masif, akan membantu memulihkan kepercayaan masyarakat untuk beraktivitas. "Dalam rangka meningkatkan kepercayaan konsumen, hal-hal yang berhubungan dengan perdaganagn harus dimulai dan kita harus bisa hidupkan kembali sektor pariwisata," kata Jerry menambahkan.
Ia pun mendorong pemakaian GeNose C19 di dalam negeri bisa diperluas untuk tempat-tempat publik hingga hiburan seperti bioskop. "Kita dukung produk-produk yang sngat berpotensi untuk Indonesia ke depan," kata dia.
Menteri Riset dan Teknologi, Bambang Brodjonegoro, mengatakan, pihaknya meyakini tim Universitas Gadjah Mada (UGM) sebagai penemu GeNose C19 tertarik untuk melakukan ekspor. Namun, untuk waktu dekat, harus difokuskan pemenuhan dalam negeri. Sebab akan bersinggungan langsung dengan proses pemulihan ekonomi.