Sabtu 20 Feb 2021 08:52 WIB

Bappenas: Kelas Menengah Atas Masih Menahan Belanja

Padahal kelas menengah atas berkontribusi hingga 80 persen konsumsi rumah tangga

Rep: Adinda Pryanka / Red: Joko Sadewo
Suasana salah satu pusat perbelanjaan di kawasan Kuningan, Jakarta, Kamis (18/2/2021). Masih tingginya penyebaran covid-19 membuat kalangan menengah atas masih menahan untuk berbelanja. Hal ini berpengaruh pada target pertumbuhan ekonomi.
Foto: Dhemas Reviyanto/ANTARA
Suasana salah satu pusat perbelanjaan di kawasan Kuningan, Jakarta, Kamis (18/2/2021). Masih tingginya penyebaran covid-19 membuat kalangan menengah atas masih menahan untuk berbelanja. Hal ini berpengaruh pada target pertumbuhan ekonomi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Bappenas menyebutkan masih banyak risiko yang akan menghambat akselerasi pemulihan ekonomi tahun ini. Ketidakpastian pandemi Covid-19 yang masih tinggi membuat masyarakat kelas menengah atas menahan konsumsi. Padahal, mereka berkontribusi hingga 80 persen konsumsi rumah tangga di struktur ekonomi Indonesia.

Deputi Bidang Ekonomi Bappenas Amalia Adininggar Widyasanti menjelaskan, Bappenas melihat perkiraan pertumbuhan ekonomi tahun ini dengan tetap mengacu pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2021, yakni lima persen. Hanya saja, banyak faktor yang berpotensi menghambat untuk mencapai target itu.

"Kami melihat ada tanda-tanda risiko ke bawah pada tahun ini," tuturnya dalam Kick Off Meeting Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2022 secara virtual pada Jumat (19/2).

Dalam bahan paparan Amalia, terlihat bahwa masih tingginya kasus Covid-19 menjadi salah satu risiko itu. Sebab, tingkat penyebaran virus yang masih masif menyebabkan masyarakat kelas menengah atas menahan konsumsi. Padahal, mereka berkontribusi hingga 80 persen konsumsi rumah tangga di struktur ekonomi Indonesia.

Bappenas memperkirakan, proses vaksinasi akan menjadi game changer dalam kondisi ini. "Tingkat keyakinan masyarakat diperkirakan pulih lebih cepat ketika proses vaksinasi dilakukan lebih luas sejak semester kedua 2021," seperti dikutip dalam materi paparan Amalia.

Di sisi lain, jumlah pengangguran masih tinggi dan sebagian besar pekerja mengalami penurunan pendapatan. Hal ini berdampak pada lambatnya pemulihan konsumsi rumah tangga, meskipun aloaksi bantuan sosial yang masih besar akan membantu. Konsumsi rumah tangga ditargetkan tumbuh 4,4 persen dari kontraksi 2,6 persen pada 2020.

Investasi tahun depan pun diperkirakan masih lemah seiring dengan ketidakpastian karena Covid-19 yang masih tinggi. Pertumbuhannya ditargetkan mencapai 4,3 persen dari minus 4,9 persen pada tahun lalu. Neraca perusahaan, baik domestik dan global, juga masih mengalami tekanan. Di sisi lain, realokasi belanja modal berpotensi besar dilakukan untuk memenuhi kebutuhan vaksin.

Proses pemulihan ekonomi yang masih ....

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement