REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Institut Teknologi Bandung (ITB) tak mau terlibat dalam pusaran kegaduhan yang dibuat Gerakan Anti Radikalisme (GAR) ITB yang dibuat para alumni ITB usai menuding Din Syamsuddin sebagai ASN radikal. ITB memilih mengambil sikap netral dalam permasalahan ini.
Kepala Biro Humas dan Komunikasi Institut Teknologi Bandung (ITB), Naomi Sianturi menyatakan, GAR bukan berada dalam lingkup organisasi ITB. Menurutnya, urusan GAR-ITB semata-mata merupakan urusan alumni.
"Dan para alumni juga berbeda-beda pandangannya. Ada yang pro GAR, ada yang kontra GAR (KAPPAK). Jadi kalau GAR di luar organisasi ITB, agak sulit memberikan jawaban," kata Naomi pada Republika, belum lama ini.
Naomi mensinyalkan, internal kampus ITB memang enggan dikaitan atau menanggapi tindakan GAR-ITB. "Bukan kewenangan ranah eksekutif untuk menjawabnya," lanjut Naomi.
Oleh karena itu, ITB memilih tak melakukan penelusuran khusus terhadap para anggota GAR-ITB. Hanya saja, Naomi mengonfirmasi sebagian para anggota GAR-ITB benar alumni karena mengenalnya.
"ITB secara resmi tidak melakukan penelusuran, karena lagi-lagi tidak ada urusannya atau bukan ranah ITB. Tapi saya pribadi mengenali beberapa nama (GAR-ITB) sebagai nama alumni," ungkap Naomi.
Kemudian, Naomi menjelaskan untuk pemilihan anggota Majelis Wali Amanat (MWA) ITB seperti Din Syamsuddin pastinya melewati mekanisme pemilihan. Mekanisme itu tertuang dalam peraturan khusus.
"Yang ujungnya ditetapkan atau disahkan Menteri (Mendikbud) melalui Surat Keputusan," sebut Naomi.