REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin (BGS), jauh-jauh hari telah mengimbau masyarakat untuk membatasi mobilitas saat libur Hari Raya Idul Fitri 2021 mendatang. Pembatasan mobilitas agar kasus konfirmasi positif Covid-19 tidak melonjak setelah hari libur panjang.
"Liburan panjang besar berikutnya adalah liburan Lebaran. Ini tolong diimbau agar kalau bisa kita lakukannya terbatas saja di rumah saja," ujar BGS dalam konferensi pers daring, Sabtu (20/2).
Ia tidak ingin upaya pencegahan penularan maupun pengendalian Covid-19 yang dilakukan saat ini tidak sia-sia. Menurut dia, ketika ada liburan panjang, rata-rata kenaikan kasus konfirmasi positif Covid-19 melonjak hingga 30-40 persen.
Jika kasus positif Covid-19 mengalami kenaikan lagi, maka akan ada tekanan kebutuhan perawatan di rumah sakit. Selain itu, ada banyak tenaga kesehatan yang tertular sehingga berisiko fatal.
"Jangan sampai yang kita lakukan bagus sekarang, kemudian harus kita ulangi lagi, ada kenaikan kasus konfirmasi 30 sampai 40 persen lagi, ada tekanan rumah sakit lagi, ada banyak tenaga kesehatan kita yamg terkena dan berisiko fatal lagi dengan cara membatasi pergerakan pada liburan nanti," kata BGS.
Dalam kesempatan yang sama, ia mengeklaim mobilitas relatif tidak terlalu tinggi pada liburan Imlek kemarin. Akan tetapi, ia berharap dampak liburan Imlek dua pekan ke depan tidak parah seperti liburan panjang sebelumnya.
"Dan kita bersyukur liburan Imlek kemarin, relatif kita lihat mobilitasnya tidak naik terlalu tinggi, nanti kita akan lihat dalam dua minggu ke depan dampaknya seperti apa, tapi Insya Allah tidak tinggi," tutur dia.