REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ibadah puasa saat Ramadhan nanti tidak akan menghalangi program vaksinasi Covid-19. Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, vaksinasi selama bulan Ramadhan, khususnya untuk umat Muslim, akan dilakukan saat malam hari.
Cara ini diyakini tidak akan menggangu ibadah puasa saat siang harinya. "Kan kita vaksin, tetap di malam hari. Kemudian yang siang hari di daerah-daerah yang non-Muslim. Akan kita lakukan tetap di bulan puasa," ujar Presiden Jokowi dalam dialog bersama sejumlah pimpinan media, Rabu (17/2).
Kendati demikian, teknis pelaksanaan vaksinasi selama bulan puasa masih dimatangkan pemerintah. Pemerintah, ujar Jokowi, memang terus mengebut pelaksanaan vaksinasi Covid-19 demi mewujudkan kekebalan kelompok atau herd immunity. Semakin cepat vaksinasi dilakukan semakin cepat pula kekebalan kelompok bisa tercapai.
Hingga pekan ketiga Februari ini, vaksinasi mulai diberikan kepada pekerja publik seperti pedagang pasar, karyawan perbankan, wartawan, hingga personel TNI-Polri. Khusus DKI Jakarta, sebanyak 3,4 juta warganya masuk prioritas vaksinasi agar kekebalan kelompok terjadi di wilayah yang lekat dengan status zona merah ini.
"Jakarta ini kita harapkan 3,4 juta terlebih dahulu yang akan dikejar dalam klaster yang sudah datanya kita miliki. Ini hasil dari pembahasan kita dengan Gubernur DKI, sehingga sudah kita putuskan 3,4 juta. Kita harapkan nanti terjadi herd immunity dan akan menurunkan, kita harapkan, laju penularan dari covid," kata Jokowi.
Sementara pada awal Maret, Indonesia kembali menerima pasokan vaksin produksi AstraZeneca sebanyak 4,6 juta dosis. Total, sebanyak 426 juta dosis vaksin diperlukan bagi Indonesia untuk melakukan vaksinasi terhadap 182 juta penduduk. Angka tersebut mencakup dua kali dosis vaksinasi untuk setiap penduduk dan dosis cadangan untuk mengantisipasi kerusakan vaksin karena berbagai faktor.