Ahad 21 Feb 2021 04:20 WIB

Tantangan Ormas Islam dalam Menancapkan Nilai Kebangsaan

Perjalanan bangsa Indonesia tak lepas dari kontribusi dan peran ormas Islam.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Esthi Maharani
Ratusan orang dari sejumlah Ormas
Foto: Antara/Asep Fathulrahman
Ratusan orang dari sejumlah Ormas

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pembangunan moderasi beragama di Indonesia menjadi upaya strategis pemerintah dalam membangun kerukunan antar-umat beragama. Untuk menuju ke sana, peran organisasi masyarakat (ormas) Islam pun tidak boleh dilupakan sebagai elemen sentral dalam menancapkan nilai-nilai kebangsaan.

Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Chriswanto Santoso mengatakan, perjalanan bangsa Indonesia tak lepas dari kontribusi dan peran ormas Islam. Untuk itu, kerja sama antara pemerintah dengan ormas Islam menjadi hal yang perlu disuarakan lebih dalam.

“Untuk menjawab tantangan-tantangan kebangsaan, kerja sama ormas Islam dengan beragam elemen diperlukan guna memperkokoh nilai-nilai kebangsaan dan persatuan,” kata Chriswanto dalam Webinar Kebangsaan yang diadakan DPP LDII, Sabtu (20/12).

Pejabat dari Direktorat Kemendagri Sri Hayati mengatakan, dengan potensi keragaman bangsa, budaya, serta agama yang ada di Indonesia, penguatan nilai-nilai kebangsaan dapat didorong dan diupayakan. Dia melihat, peran ormas Islam mulai dari prakemerdekaan hingga saat ini menunjukkan kontribusi yang cukup signifikan.

“Hal ini menunjukkan bahwa ormas Islam berkontribusi dan berpengaruh besar dalam perjalanan bangsa,” kata dia.

Namun demikian dia mengingatkan, saat ini Indonesia didahadapkan pada tiga tantangan besar yakni korupsi, terorisme, dan penyalahgunaan narkoba yang harus dihadapi. Belum lagi, dia menambahkan, tantangan yang dihadirkan akibat pandemi virus corona jenis baru 2019 (Covid-19).

Tantangan itu yakni adanya dampak pada sektor kesehatan, ekonomi, hingga beragama (dengan adanya pembatasan aktivitas ibadah).  Dia pun melihat selama pandemi Covid-19 yang hampir berjalan setahun kurang, ormas-ormas Islam terus memperkokoh umat lewat program pemberdayaan masyarakat yang bersifat berkelanjutan.

“Ormas Islam juga memberi masukan kepada pemerintah, baik itu di level desa maupun pusat,” kata dia.

Tak hanya itu, di era keterbukaan informasi yang rawan akan hadirnya beragam hoaks, dia pun melihat peran ormas Islam yang melakukan pemberdayaan masyarakat dalam menangkal hoaks. Dia pun berharap ormas Islam mampu menjadi katalisator permasalahan-permasalahan bangsa yang tengah dihadapi.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement