Sabtu 20 Feb 2021 19:22 WIB

Pupuk Indonesia Permudah Akses Petani ke Produk Berkualitas

Petani didorong memanfaatkan pupuk non subsidi guna lebih meningkatkan kualitas

Petani menabur pupuk pada tanaman padi di Aceh Besar, Aceh, Selasa (11/8/2020). PT Pupuk Indonesia (Persero) menyatakan kesiapannya memenuhi alokasi pupuk bersubsidi yang diajukan Kementerian Pertanian sebanyak 9,1 juta ton dari yang ditetapkan 7.9 ton pada 2020.
Foto: ANTARA /IRWANSYAH PUTRA
Petani menabur pupuk pada tanaman padi di Aceh Besar, Aceh, Selasa (11/8/2020). PT Pupuk Indonesia (Persero) menyatakan kesiapannya memenuhi alokasi pupuk bersubsidi yang diajukan Kementerian Pertanian sebanyak 9,1 juta ton dari yang ditetapkan 7.9 ton pada 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--PT Pupuk Indonesia (Persero) terus menjalankan program transformasi bisnis untuk menjadi perusahaan yang lebih fokus dalam memperhatikan kebutuhan dan keinginan pelanggan, khususnya petani di seluruh Indonesia.

Direktur Pemasaran Pupuk Indonesia, Gusrizal, menyampaikan hal tersebut saat melakukan kegiatan pengenalan produk retail Pupuk Indonesia Group di Sragen dan Boyolali (19/2). “Kami baru saja meluncurkan program Customer Centric, dimana konsep dari program tersebut adalah bagaimana kita bisa lebih meningkatkan lagi pelayanan kepada petani dengan menjamin ketersediaan produk-produk retail kami di kios-kios,” kata Gusrizal. 

Dalam kegiatan di Jawa Tengah, sebagai bagian dari inisiatif Program Customer Centric, Pupuk Indonesia mendorong petani untuk memanfaatkan pupuk non subsidi guna lebih meningkatkan kualitas dan hasil panen mereka. “Kami mencoba mengakomodir kebutuhan petani yang belum terdaftar di e-RDKK atau mungkin membutuhkan jumlah yang lebih besar dibandingkan dosis yang mereka terima selama ini,” jelas Gusrizal.

Ia juga menambahkan bahwa penggunaan pupuk non subsidi memberikan pilihan lebih beragam bagi petani, komposisi yang ditawarkan lebih beragam sehingga petani dapat menyesuaikan dengan kebutuhan tanaman, pemupukan yang lebih akurat, sehingga dapat meningkatkan produktivitas.

Kunci keberhasilan program ini, menurut Gusrizal, terletak pada kemitraan yang baik dengan distributor dan kios. “Kedepan kami akan membangun distributor excellence, memperkuat hubungan dengan distributor, kios dan petani, membangun kolaborasi, membangun digitalisasi yg terintegrasi dan pelayanan yang unggul serta cepatnya tanggapan pada saat muncul kendala,” paparnya. 

Lebih lanjut, Gusrizal menyatakan bahwa jumlah stok pupuk non subsidi di Provinsi Jawa Tengah saat ini mencapai 13.404 ton. Adapun rincian pupuk non subsidi yang disiapkan di Jawa Tengah terdiri atas 8.430 ton pupuk urea, 4.933 ton pupuk NPK, dan 41 ton pupuk ZA.

Selain itu, jumlah stok pupuk bersubsidi di Provinsi Jawa Tengah saat ini mencapai 160.737 ton, melebihi kapasitas minimum gudang sebesar 223 persen. Rincian dari stok pupuk bersubsidi tersebut adalah 19.921 ton pupuk urea, 36.520 ton pupuk NPK, 16.053 ton pupuk SP-36, 20.005 ton pupuk ZA, dan 8.238 ton pupuk organik. Secara keseluruhan, stok pupuk yang tersedia mencukupi kebutuhan hingga dua minggu ke depan.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement