REPUBLIKA.CO.ID, MAMUJU -- Sebagai upaya menguatkan koordinasi program dakwah lintas lembaga di lokasi bencana gempa Sulawesi Barat, Baznas menginisiasi pembentukan Klaster Dakwah. Seperti yang diketahui bersama, bahwa dalam penanganan bencana beragam klaster diaktifkan, mulai dari Klaster Pendidikan, Klaster Pencarian dan Evakuasi, Klaster Kesehatan dan lainlain. Termasuk didalamnya adalah Klaster Dakwah.
Dalam rapat pembentukan Klaster Dakwah Bencana Gempa Sulawesi Barat , di Mamuju, (6/2) lalu, M Hadiyan Abshar, koordinator Relawan Dakwah Baznas menyampaikan bahwa perlu adanya perhatian dalam membangun mental penyintas agar segera bangkit dengan memperkuat keimanan.
“Baznas melihat ada satu sektor yang belum menjadi perhatian bersama yaitu sektor dakwah. Hal ini menjadi penting karena dalam penanganan bencana selain membangun kembali fisik bangunan, perlu juga membangun mental penyintas agar segera bangkit, dan dengan dakwah perkuat keimanan menjadi pendekatan yang harus dilakukan,” kata Hadiyan dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Jumat (19/2).
“Dengan adanya Klaster Dakwah Bencana Gempa Sulawesi Barat ini diharapkan lembaga-lembaga yang tergabung aktif melaporkan program dakwahnya. Sehingga, terjalin koordinasi yang bagus dalam penanganan dakwah para penyintas. Juga, upaya untuk membendung giat missonaris yang kerap masuk menodai aktivitas kemanusiaan di lapangan,” tambahnya.
Ke depan, kata Hadiyan, Klaster Dakwah akan menjadi wadah koordinasi dan komunikasi perihal pelaksanaan program-program dakwah lintas Lembaga Dakwah di Bencana Sulawesi Barat,
Hadir dalam rapat pembentukan klaster dakwah ini perwakilan dari Baznas Provinsi Sulawesi Barat, MUI Provinsi Sulawesi Barat, Majelis Dzikir Sulawesi Barat, Human Initiative, Hidayatullah, Wahdah Islamiyah, MDMC, Rumah Zakat, Dompet Dhuafa, Lazis NU, Lazis Mu, Askaf Bersinergi dan lembaga lainnya.