Ahad 21 Feb 2021 06:26 WIB

Bagaimana Pandemi Corona Memengaruhi Persahabatan?

Pandemi Covid-19 telah mempengaruhi kehidupan sosial.

Rep: deutsche welle/ Red: deutsche welle
Westend61/Imago Images
Westend61/Imago Images

Sebelum pandemi virus corona merebak, Anna (nama samaran) yang berusia 17 tahun, selalu dapat bertemu dengan teman-temannya dengan mudah. Tetapi saat ini kebiasaan untuk berkumpul bersama, mengobrol, berbelanja, atau keluar malam tidak dapat lagi dilakukannya. Sebaliknya, para remaja kini terhubung secara online.

Dengan ditutupnya sekolah di seluruh Jerman, Anna kehilangan kontak dengan semua orang kecuali teman-teman terdekatnya. Sesekali dia menghabiskan waktu dengan seorang gadis yang tinggal di dekat rumahnya.

"Saya belum pernah bertemu dengan teman yang lain," katanya kepada DW. "Orang tua saya tidak menginginkan saya (bertemu teman), karena tingginya angka infeksi."

Pembatasan yang mulai diberlakukan hampir setahun lalu, telah mempersulit banyak orang untuk mempertahankan dan memelihara persahabatan. Pertemuan yang melibatkan banyak orang telah dilarang.

Khawatir tertular virus corona membuat banyak orang berpaling untuk bertemu teman di luar ruangan - namun suhu musim dingin membuat keinginan itu sulit terwujud.

Kaum muda bukan satu-satunya yang berjuang, orang tua juga kesulitan untuk bersosialisasi. Dengan ditutupnya klub, bar, dan tempat olahraga, tidak sedikit yang merasa sulit untuk tetap berhubungan dengan teman.

Menghidupkan kembali 'persahabatan dekat'

Jadi, apakah pandemi merusak persahabatan kita? Bisa ya dan tidak, Wolfgang Krüger, psikoterapis berbasis di Berlin yang menulis buku tentang persahabatan, mengatakan kepada DW.

Dia membedakan antara persahabatan dekat dan biasa. Krüger menggambarkan persahabatan biasa "berdasarkan kegiatan bersama, seperti bernyanyi dalam paduan suara, berolahraga, atau bermain kartu di pub." Tanpa konteks itu, persahabatan ini memudar, kata Krüger.

Itulah salah satu alasan mengapa kesepian menjadi sangat akut di antara pria lajang lanjut usia, tambahnya. Kondisi tersebut juga dikonfirmasi oleh Silbernetz, sebuah organisasi yang menangani kesepian bagi orang yang lanjut usia.

Tetapi Krüger berpendapat bahwa pandemi itu juga memperdalam banyak persahabatan dekat. "Kami bisa memberi tahu teman-teman (persahabatan dekat) apa saja, kami memercayai mereka sepenuhnya, dan ada tingkat keintiman yang tinggi."

Persahabatan ini kemungkinan besar telah berkembang sejak bertahun-tahun sebelumnya, katanya. Itu yang dialami Anna. "Kami telah menjadi lebih dekat daripada sebelum pandemi," katanya.

Menghubungi kontak lama

Sebuah survei tentang kesejahteraan dan kesehatan mental selama pandemi yang dilakukan musim panas lalu oleh University College London menemukan bahwa setengah dari responden melaporkan tidak ada perubahan dalam hubungan mereka dengan orang lain, 15% melaporkan peningkatan dan 22% mengatakan persahabatan mereka memburuk.

Perusahaan media sosial Snap Inc. juga telah menyelidiki efek pandemi pada interaksi, dengan sebuah studi baru-baru ini memberi bobot pada teori Krüger tentang persahabatan dekat.

Di sisi lain, Janosch Schobin, sosiolog yang berspesialisasi dalam persahabatan di Universitas Kassel, mengatakan konstelasi sosial yang kompleks adalah salah satu alasan mengapa teman-teman lain berpisah.

Selama pandemi, kata Schobin, orang-orang mengurangi interaksi sosial mereka dan berfokus pada persahabatan yang lebih dekat dan lebih sedikit. "Pergeseran perhatian ini berarti beberapa teman mendapat perhatian yang cukup," katanya, "sementara yang lain tidak." Akibatnya, kita menemukan diri kita tumbuh terpisah dari orang-orang yang pernah kita rasakan dekat.

Untungnya, ada banyak cara untuk mengatasi kesepian. Beberapa orang, kata Schobin, mengadaptasi dan memelihara persahabatan dengan orang-orang yang sudah lama mereka kenal, meskipun mereka tidak selalu dekat.

Elke Schilling, yang bekerja untuk Silbernetz, mengatakan para pensiunan mungkin mempertimbangkan untuk menghubungi kontak lama. Dia mengatakan organisasi Silberdraht menyediakan layanan telepon untuk para orang tua, menawarkan hiburan seperti sandiwara radio, berita, dan musik.

Untuk anak muda, seperti Anna, media sosial, aplikasi, dan game online memberikan kenyamanan. Tapi kegiatan itu bukan pengganti persahabatan di kehidupan nyata. (ha/ae)

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan deutsche welle. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab deutsche welle.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement