Ahad 21 Feb 2021 12:28 WIB

Di Modica Pemahat Patung Banteng Wall Street Tutup Usia

Sebelum wafat Di Modica sedang mengerjakan prototipe patung kuda kembar kota Sisilia.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Nidia Zuraya
Patung banteng yang menjadi ikon bursa saham Amerika Serikat, Wall Street. Patung banteng ini merupakan hasil karya pemahat asal Italia Arturo Di Modica.
Foto: AP
Patung banteng yang menjadi ikon bursa saham Amerika Serikat, Wall Street. Patung banteng ini merupakan hasil karya pemahat asal Italia Arturo Di Modica.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Seniman pemahat patung banteng yang menjadi ikon Wall Street, New York, dikabarkan meninggal dunia pada Jumat (19/2) malam. Arturo Di Modica meninggal pada usia 80 tahun di kampung halamannya, Sisilia, Italia. 

Pemahat patung banteng perunggu tersebut sebelumnya telah mengalami sakit selama beberapa waktu. Sebelum kematiannya, Di Modica sedang mengerjakan prototipe patung kuda kembar untuk kota Sisilia. 

Baca Juga

Di Modica telah tinggal di New York selama lebih dari 40 tahun. Ia tiba pada tahun 1973 dan membuka studio seni di lingkungan SoHo kota. Awal mula cerita patung banteng ini menjadi ikon Wall Street ini cukup unik. 

Dengan menggunakan truk dan alat berat, Di Modica memasang patung banteng perunggu di pusat bursa perdagangan saham New York tanpa izin, tepatnya pada 16 Desember 1989. Di Modica menghabiskan 350 ribu dolar AS untuk membuat patung tersebut.

Patung yang terbuat dari perunggu itu memiliki berat 3,2 ton dengan tinggi 3,4 meter dan panjang 4,9 meter. Patung yang disebut juga sebagai Charging Bull atau Wall Street Bull itu melambangkan ketahanan ekonomi AS setelah kehancuran pasar saham tahun 1987.

"Itu adalah masa krisis. Bursa Efek New York hilang dalam satu malam lebih dari 20 persen, dan begitu banyak orang jatuh ke dalam depresi paling hitam," Di Modica dalam sebuah wawancara awal bulan ini, dikutip AP NEWS.

Awalnya banyak yang menganggap patung banteng itu sebagai sebuab lelucon provokasi. Namun seiring berjalannya waktu, patung banteng itu menjadi salah satu monumen yang lebih banyak dikunjungi di New York.

Dalam wawancara La Repubblica, Di Modica merinci proses peletakkan patung banteng tersebut pertama kalinya di Bursa Efek New York. Menurutnya, proses peletakan patung banteng dilakukan dengan sangat cepat dengan bantuan sekitar 40 orang teman, derek dan truk.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement