REPUBLIKA.CO.ID, LONDON – Kelompok aktivis yang berbasis di Inggris mengatakan Rusia melancarkan setidaknya 130 serangan udara di Suriah selama 24 jam terakhir. Serangan tersebut menewaskan setidaknya 21 anggota ISIS pada Sabtu (20/2).
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia mengatakan serangan Rusia menyusul serangkaian serangan ISIS pada Jumat (19/2) yang menewaskan sedikitnya delapan anggota milisi pendukung pemerintah Suriah.
Serangan udara difokuskan pada daerah gurun yang luas yang membentang dari provinsi tengah Homs hingga perbatasan dengan Irak yang baru-baru ini menjadi titik fokus pertempuran yang semakin sering terjadi antara ISIS dan pasukan pemerintah Suriah, yang didukung kekuatan udara Rusia.
Meski telah kehilangan sebagian besar wilayah yang dikuasainya sejak 2014, ISIS terus melancarkan serangan di daerah gurun Badia. Lebih dari 1.300 tentara pemerintah telah tewas dalam bentrokan seperti itu sejak akhir Maret 2019, serta 145 anggota milisi pro-Iran dan lebih dari 750 anggota ISIS.
"Serangan Rusia di wilayah gurun pada umumnya menargetkan kelompok kecil militan ISIS serta kendaraan mereka," kata Rami Abdurrahman, yang mengepalai Observatorium.
Ini adalah operasi yang sulit bagi Rusia karena tidak ada posisi tetap bagi ISIS yang selalu bergerak. Sejak perang saudara Suriah meletus pada 2011, lebih dari 387 ribu orang telah tewas dan jutaan orang terpaksa mengungsi dari rumah mereka.
Sumber: middleeasteye