Jateng Siap Vaksinasi Pedagang Pasar di Solo dan Semarang
Rep: Bowo Pribadi/ Red: Nidia Zuraya
Seorang pria menerima suntikan vaksin COVID-19 saat vaksinasi massal untuk pedagang di Pasar Tanah Abang di Jakarta, Indonesia, Kamis, 18 Februari 2021. Pemprov Jawa Tengah akan segera melakukan vaksinasi kepada para pedagang di pasar di Kota Solo dan Semarang. | Foto: AP/Achmad Ibrahim
REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG — Jawa Tengan menyiapkan uji coba vaksinasi kepada kelompok masyarakat, khususnya pelaku ekonomi di pasar rakyat (pasar tradisional). Dua daerah di Jawa Tengah bakal disiapkan untuk uji coba seperti halnya yang telah dilakukan di Pasar Tanah Abang, Provinsi DKI Jakarta.
“Kedua daerah yang telah disiapkan untuk uji coba vaksinasi kepada pelaku ekonomi pasar, pada vaksinasi Covid-19 gelombang kedua tersebut adalah Kota Surakarta serta Kota Semarang,” kata Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, di sela peninjauan kesiapan gudang farmasi Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah, di Semarang, Ahad (21/2).
Ganjar mengatakan, ada beberapa skenario yang disiapkan oleh Pemprov Jawa Tengah untuk distribusi vaksin gelombang kedua. Selain untuk pelayan publik dan lansia, vaksin juga akan diberikan untuk kelompok masyarakat seperti pelaku ekonomi di pasar tradisional yang sebelumnya juga dilakukan di Pasar Tanah Abang.
Menurutnya, Jawa Tengah juga akan mencoba program vaksinasi seperti pasar. “Seperti kemarin pak Presiden melihat di Tanah Abang Jakarta, nah kita juga akan coba di Solo. Sehingga nanti harapannya akan lebih banyak (sasarannya),” tambah gubernur.
Selain Solo, lanjutnya, Kota Semarang juga dipilih untuk pelaksanaan vaksinasi bagi kelompok masyarakat pasar. Pertimbangannya, adalah pusat keramaian dan pusat kegiatan ekonomi masyarakat.
Menurut Ganjar, usulan vaksinasi dengan sasaran pasar tradisional ini juga sudah lama disiapkan, saat dipanggil dalam rapat bersama Presiden Joko Widodo bersama lima gubernur lain, beberapa waktu lalu.
Setelah Presiden Joko Widodo bicara pasar, maka ia juga mengusulkan beberapa kelompok masyarakat yang lain, supir, pedagang keliling termasuk di antaranya juga usulan guru pengajar.
Namun guru sudah masuk kelompok pelayan publik, bersama dengan tokoh agama, termasuk yang ada di pesantren, para pendeta dan sebagainya, yang tiap hari bertemu dengan orang banyak bisa diprioritaskan.