REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Bank Dunia mengatakan rencana vaksinasi Covid-19 di Palestina menghadapi kekurangan dana sebesar 30 juta dolar AS. Penghitungan itu sudah mencakup dukungan dari skema vaksin global untuk negara berpenghasilan rendah.
Palestina berencana memvaksinasi 20 persen warganya dengan menggunakan vaksin Covax. Covax adalah program yang dipimpin Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan bertujuan menyediakan 20 persen vaksin gratis bagi negara-negara berpenghasilan rendah serta menengah. Para pejabat Palestina berharap bisa memperoleh vaksin tambahan untuk mencapai cakupan 60 persen.
Menurut Bank Dunia, untuk memvaksinasi 60 persen populasinya, Palestina diperkirakan membutuhkan dana 55 juta dolar AS. "Terdapat kesenjangan sebesar 30 juta dolar AS," katanya dalam sebuah pernyataan pada Senin (22/2), dikutip laman Aljazirah.
Bank Dunia mengungkapkan, Israel harus mempertimbangkan untuk menyumbangkan kelebihan dosis vaksinnya kepada Palestina. Hal itu agar vaksinasi massal di Tepi Barat dan Jalur Gaza dapat segera dilakukan.
"Untuk memastikan ada kampanye vaksinasi yang efektif, otoritas Palestina dan Israel harus berkoordinasi dalam pembiayaan, pembelian dan distribusi vaksin Covid-19 yang aman dan efektif," kata Bank Dunia.
Baca juga : Ganjar: Vaksinasi Gelombang Kedua Sudah Dimulai
Dari hasil sumbangan kecil Israel, Rusia, dan Uni Emirat Arab (UEA), Palestina sudah memperoleh 32 ribu dosis vaksin. Namun, jumlah itu masih sangat jauh dari yang dibutuhkan untuk memvaksinasi 5,2 juta warga di Tepi Barat dan Jalur Gaza.