Senin 22 Feb 2021 14:50 WIB

Longsor di Cilawu Garut Masih Terjadi, Pengungsi Bertambah

Garut memperpanjang status tanggap darurat bencana di kawasan Cilawu.

Rep: Bayu Adji Prihammanda/ Red: Yudha Manggala P Putra
Kondisi longsor di Kampung Cipager, Desa Karyamekar, Kecamatan Cilawu, Kamis (18/2).
Foto: Diskominfo Garut.
Kondisi longsor di Kampung Cipager, Desa Karyamekar, Kecamatan Cilawu, Kamis (18/2).

REPUBLIKA.CO.ID,GARUT -- Bencana tanah longsor di Desa Karyamekar, Kecamatan Cilawu, Kabupaten Garut, masih terus terjadi hingga Senin (22/2). Walhasil, jumlah warga terdampak kejadian tanah longsor itu yang mengungsi terus bertambah.

Berdasarkan data terakhir Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut, jumlah pengungsi mencapai 90 kepala keluarga atau 308 jiwa berasal dari Kampung Cipager dan Kampung Babakan Kawung, Desa Karyamekar. Para pengungsi itu dipusatkan di gedung sekolah dan madrasah setempat yang lokasinya aman dari longsor susulan.

"Kondisi masih ada pergerakan kecil, jadi semakin meluas. Jumlah pengungsi juga terus bertambah," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan, BPBD Kabupaten Garut, Tubagus Agus Sofyan, Senin (22/2).

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut juga telah memperpanjang status tanggap darurat bencana di wilayah itu hingga tujuh hari ke depan. Selama masa tanggap darurat bencana, kebutuhan logistik untuk pengungsi dipastikan aman.

Menurut Tubagus, hingga saat ini pihaknya masih menunggu kajian Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG). Sebab, hingga saat ini tim dari PVMBG masih belum datang melakukan kajian di Kecamatan Cilawu. "Karena kan banyak kejadian, jadi antre yang harus dikaji oleh tim dari PVMBG," ujar dia.

Ia menyebutkan, penanganan pascalongsor di Desa Karyamekar pasti akan memakan waktu lama. Sebab, hingga saat ini pihak kecamatan belum menyiapkan tanah untuk relokasi warga jika nanti harus dipindahkan.

Menurut dia, pihak kecamatan masih terus mencari tanah untuk relokasi warga terdampak longsor. "Kalau nanti sudah ada juga harus dikaji dulu oleh PVMBG kelayakannya untuk permukiman," kata dia.

Sementara untuk kebutuhan logistik pengungsi, Tubagus mengatakan, pihaknya hanya bisa memastikan selama masa tanggap darurat. Setelah masa tanggap darurat berakhir, akan ada masa transisi.  "Jadi nanti dibahas lagi untuk kebutuhannya," kata dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement