Selasa 23 Feb 2021 01:34 WIB

Peneliti Temukan Zat Organik di Batu Berusia 3 Miliar Tahun

Dresser Formation memberikan sinyal berulang mengenai seperti apa kehidupan di Bumi.

Rep: Adysha Citra Ramadhani/ Red: Dwi Murdaningsih
MIkroba (ilustrasi)
MIkroba (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti berhasil menemukan molekul organik yang terjebak di dalam batu hidrotermal berusia 3,5 miliar tahun di Australia. Temuan tersebut memberikan bukti mengenai senyawa kimia yang mungkin mendasari bentuk kehidupan mikroba purba di Bumi.

Batu yang dikenal sebagai Dresser Formation ini terletak di Pilbara Craton, Australia Barat. Dalam beberapa tahun kebelakang, Dresser Formation telah memberikan sinyal berulang mengenai seperti apa kehidupan pertama yang ada di bumi.

Baca Juga

Dalam studi terbaru, peneliti dari Jerman berhasil mengidentifikasi jejak senyawa kimia spesifik yang dapat memungkinkan organisme purba hidup. Dalam studi ini, peneliti menemukan molekul organik yang relevan secara biologis terkandung di dalam endapan barit.

Barit merupakan mineral yang terbentuk dari beragam proses, termasuk fenomena hidrotermal. Barit diketahui terhubung secara langsung dengan fosil microbial mat atau tikar mikrob. Barit memiliki bau seperti telur busuk ketika baru tergores.

"Oleh karena itu, kami menduga bahwa (endapat barit) mengandung bahan organik yang mungkin berfungsi sebagai nutrisi untuk kehidupan mikroba awal," jelas ahli geobiologi Helge Mißbach dari University of Cologne Jerman, seperti dilansir Science Alert.

Untuk membuktikan hal tersebut, Helge dan rekan peneliti melakukan analsis terhadap sampel barit yang mereka dapatkan. Beberapa yang dinilai adalah spektrometri massa kromatografi gas, mikrotermometri, dan analisis sisotop stabil. Dari analisis ini, tim peneliti menemukan adanya keragaman molekul organik yang menarik dengan relevansi metabolik yang diketahui.

Di antara beragam senyawa organik yang ditemukan, ada dua senyawa organik yang dinilai memilki asal mula biotik atau abiotik. Kedua senyawa tersebut adalah asam asetat dan methanethiol.

Dari studi terbaru ini, masih belum dapat ditemukan hubungan pasti antara bebatuan barit dan senyawa-senyawa tersebut. Akan tetapi, tim peneliti memperkirakan bahwa senyawa kimia purba yang terbawa di dalam cairan hidrotermal turut mempengaruhi keberadaan komunitas mikroba purba.

Selain itu, tim peneliti juga menyemukan senyawa lain yang dicurigai berperan sebagai "dasar bangunan" untuk proses reaksi kimia berbasis karbon yang mungkin memulai metabolisme mikroba, dengan cara memproduksi sumber energi seperti lemak, yang bisa dipecah oleh makhluk hidup.

"Dengan kata lain, bahan dasar methyl thioacetate, yaitu sebuah agen penting dalam kemunculan kehidupan (di bumi), terdapat di lingkungan Dresser," ucap tim peneliti.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement