Pencipta alat i-nose C-19 Riyanarto Sarno (tengah) bersama tim dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menguji coba i-nose C-19 kepada Ketua Yayasan Rumah Sakit Islam Surabaya (Yarsis) Mohammad Nuh (kedua kanan) saat diserahterimakan di Surabaya, Jawa Timur, Senin (22/2/2021). I-nose C-19 merupakan inovasi teknologi berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligence) untuk mendeteksi COVID-19 dari sampel bau keringat yang hasilnya dapat diketahui dengan cepat melalui proses komputasi sekitar 3,5 menit. (FOTO : ANTARA FOTO/Moch Asim)
Tim dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menyiapkan alat i-nose C-19 untuk diserahterimakan kepada Rumah Sakit Islam (RSI) Jemursari di Surabaya, Jawa Timur, Senin (22/2/2021). I-nose C-19 merupakan inovasi teknologi berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligence) untuk mendeteksi COVID-19 dari sampel bau keringat yang hasilnya dapat diketahui dengan cepat melalui proses komputasi sekitar 3,5 menit. (FOTO : ANTARA FOTO/Moch Asim)
Tim dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menguji coba alat i-nose C-19 kepada Ketua Yayasan Rumah Sakit Islam Surabaya (Yarsis) Mohammad Nuh (kedua kanan) saat diserahterimakan di Surabaya, Jawa Timur, Senin (22/2/2021). I-nose C-19 merupakan inovasi teknologi berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligence) untuk mendeteksi COVID-19 dari sampel bau keringat yang hasilnya dapat diketahui dengan cepat melalui proses komputasi sekitar 3,5 menit. (FOTO : ANTARA FOTO/Moch Asim)
inline
REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pencipta alat i-nose C-19 Riyanarto Sarno bersama tim dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menguji coba i-nose C-19 di Surabaya, Jawa Timur, Senin (22/2/2021).
I-nose C-19 merupakan inovasi teknologi berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligence) untuk mendeteksi COVID-19 dari sampel bau keringat yang hasilnya dapat diketahui dengan cepat melalui proses komputasi sekitar 3,5 menit.
sumber : Antara
Advertisement