REPUBLIKA.CO.ID, PALANGKA RAYA -- Kepala Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Kalimantan Tengah Otto Fitriandy mengatakan, kondisi sektor jasa keuangan di Kalteng masih terjaga dan mengalami pertumbuhan pada 2020.
"Pertumbuhan itu bisa dilihat dari tiga sektor, yakni perbankan, industri keuangan nonbank, serta pasar modal di Kalteng," kata Otto di Palangka Raya, Senin (22/2).
Ia menjelaskan, di sektor perbankan, aset mengalami pertumbuhan sebesar 10,09 persen (yoy) dengan nominal sebesar Rp 51,66 triliun. Dana pihak ketiga (DPK) juga mengalami pertumbuhan sebesar 12,11 persen (yoy) dengan nominal sebesar Rp 29,98 triliun.
Kredit mengalami pertumbuhan sebesar 8,31 persen (yoy) dengan nominal sebesar Rp 33,65 triliun dengan tingkat rasio Non Performing Loan (NPL) masih di bawah batas 5 persen, yakni sebesar 1,20 persen. Rasio NPL tersebut cenderung menurun dalam tiga bulan terakhir dari sebesar 1,39 persen pada Oktober dan sebesar 1,36 persen pada November.
"Sektor industri keuangan nonbank, khususnya sektor perusahaan pembiayaan, terdapat pergeseran jenis produk dari pembiayaan motor dan mobil ke pembiayaan rumah," kata Otto.
Dia mengatakan, jumlah piutang pembiayaan motor dan mobil masing-masing mengalami penurunan sebesar 19,64 persen dan 8,76 persen. Namun, piutang pembiayaan rumah mengalami peningkatan yang sangat signifikan, yakni sebesar 277,33 persen. Adapun tingkat Non Performing Financing (NPF) pada sektor perusahaan pembiayaan sebesar 4,08 persen.
Selanjutnya sektor pasar modal di Kalteng selama 2020 menunjukkan kinerja yang sangat baik. Hal itu tecermin dari jumlah investor meningkat sebesar 67,27 persen dari 6.113 investor pada 2019 menjadi 10.225 investor pada 2020. Jumlah transaksi mengalami peningkatan yang sangat signifikan, sebesar 920 persen dengan nominal mencapai Rp 662,74 miliar.
Otto menilai, kondisi perkembangan sektor jasa keuangan yang positif tersebut, menjadi cerminan, pandemi ini secara tidak langsung memang membatasi gerak masyarakat. "Namun, terdapat sektor-sektor lain yang mengalami pertumbuhan dan memerlukan dukungan, serta dorongan dari lembaga jasa keuangan," kata Otto.