REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyampaikan proses pembentukan holding BUMN pariwisata masih terus berjalan. "Masih proses, semuanya ok," ujar Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga saat dihubungi Republika.co.id di Jakarta, Senin (22/2).
Struktur holding pariwisata sendiri akan dipimpin PT Survei Udara Penas dengan anggota holding meliputi Garuda Indonesia, Angkasa Pura (AP) I dan II, AirNav, ITDC, Sarinah, Hotel Indonesia Natour, Indonesia Tourism Development Corporation ( ITDC), dan PT Taman Wisata Candi Borobudur Prambanan Ratu Boko (TWC).
Direktur Utama Hotel Indonesia Natour atau HIN Iswandi Said mengatakan perusahaan akan bertransformasi sebagai perusahaan manajemen travel dalam holding pariwisata. HIN, kata Iswandi, akan berperan membuat bundling paket wisata secara terintegrasi antarBUMN, mulai dari maskapai, hotel, pusat UMKM, hingga destinasi untuk lima destinasi super prioritas yakni Danau Toba, Likupang, Borobudur, Mandalika, dan Labuan Bajo.
"Holding pariwisata ini holding ekosistem dengan sinergi lebih menonjol antarBUMN agar destinasi super prioritas bisa diminati dan dijangkau," ucap Iswandi.
Iswandi mengatakan proses pembentukan holding pariwisata juga memerlukan payung hukum yakni peraturan pemerintah mengenai pembentukan holding yang saat ini masih dalam proses finalisasi. Iswandi memperkirakan pembentukan holding pariwisata terealisasi pada tahun depan akibat dampak dari adanya pandemi yang masih terjadi saat ini.
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan pembentukan holding BUMN pariwisata bertujuan mendukung ekosistem pariwisata nasional. Erick menilai pembentukan holding pariwisata juga menjadi salah satu upaya pemulihan ekonomi nasional pascapandemi.
"Kami sendiri melakukan pembentukan holding yang kemarin sudah dirataskan bersama bapak presiden dan para menteri hadir dan Alhamdulillah sudah disetujui," ujar Erick.